Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Tutup Lagi Sekolah Putri Afghanistan dalam Hitungan Jam Usai Dibuka, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/03/2022, 10:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

 

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintahan Taliban di Afghanistan mengumumkan sekolah menengah perempuan akan ditutup, beberapa jam setelah dibuka kembali untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh bulan.

Perubahan kebijakan Taliban yang tiba-tiba ini membuat siswa perempuan di atas kelas enam tidak akan bisa bersekolah.

 Baca juga: Taliban Buka Lagi Sekolah Menengah untuk Anak Perempuan di Afghanistan

Sebuah pemberitahuan Kementerian Pendidikan mengatakan pada Rabu (23/3/2022) bahwa sekolah untuk anak perempuan akan ditutup sampai rencana disusun sesuai dengan hukum Islam dan budaya Afghanistan, menurut Bakhtar News Agency, sebuah kantor berita pemerintah.

“Kami memberi tahu semua sekolah menengah perempuan dan sekolah yang memiliki siswa perempuan di atas kelas enam bahwa mereka libur sampai pesanan berikutnya,” kata pemberitahuan itu.

"Ya, itu benar," kata juru bicara Taliban Inamullah Samangani kepada AFP ketika diminta untuk mengonfirmasi laporan bahwa anak perempuan Afghanistan telah diperintahkan pulang.

Dia tidak segera menjelaskan alasannya, sementara juru bicara kementerian pendidikan Aziz Ahmad Rayan mengatakan: "Kami tidak diizinkan untuk mengomentari ini."

“Sangat mengecewakan bahwa para gadis, yang menunggu hari ini, pulang dari sekolah. Ini menunjukkan bahwa Taliban tidak dapat diandalkan dan tidak dapat memenuhi janji mereka,” kata Shukria Barakzai, seorang politisi dan jurnalis Afghanistan yang berbasis di London.

Baca juga: Menolak Bekerja Sama dengan Taliban, Diplomat Afghanistan Terus Dapat Tekanan

“Artinya, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dilarang untuk anak perempuan. Bahkan sekolah dasar tidak dibuka di seluruh negeri. Sebagian besar provinsi tidak memiliki sekolah dasar perempuan,” kata Barakzai kepada Al Jazeera dari London.

“Ini menunjukkan bahwa Taliban persis sama seperti sebelumnya – mereka menentang pendidikan anak perempuan.”

Kekurangan guru

Kementerian Pendidikan Afghanistan mengakui pihaknya menghadapi kekurangan guru. Pasalnya banyak di antara puluhan ribu orang yang melarikan diri dari negara itu, ketika Taliban berkuasa setelah pemerintah Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat runtuh.

"Kami membutuhkan ribuan guru dan untuk memecahkan masalah ini kami mencoba untuk merekrut guru baru untuk sementara," kata juru bicara itu.

Kementerian Pendidikan pekan lalu telah mengumumkan bahwa sekolah untuk semua siswa, termasuk perempuan, akan dibuka di seluruh negeri pada Rabu (23/3/2022).

Itu akan menjadI hari pertama tahun ajaran baru Afghanistan, setelah berbulan-bulan pembatasan pendidikan untuk anak perempuan usia sekolah menengah.

Baca juga: Saat Barat Fokus Perang Ukraina, Krisis Afghanistan Memburuk

Pada Selasa (22/3/2022) malam seorang juru bicara kementerian merilis sebuah video yang memberi selamat kepada semua siswa atas kembalinya mereka ke kelas.

Sebuah tim AFP meliput terobosan itu di Sekolah Menengah Zarghona di ibu kota, Kabul. Tapi seorang guru masuk dan mengatakan kelas telah usai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com