Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis: Akan Ada Protes Nasional jika Taliban Tetap Tutup Sekolah untuk Perempuan

Kompas.com - 27/03/2022, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Aktivis hak-hak perempuan berjanji akan meluncurkan gelombang protes di Afghanistan jika Taliban batal membuka kembali sekolah menengah bagi perempuan dalam waktu seminggu ke depan.

Ribuan perempuan sekolah menengah di Afghanistan berbondong-bondong kembali ke kelas pada Rabu (23/3/2022), setelah Taliban membuka kembali institusi mereka untuk pertama kalinya sejak merebut kekuasaan pada Agustus 2021.

Tetapi, para pejabat Taliban memerintahkan sekolah-sekolah ditutup lagi hanya selang beberapa jam setelah anak-anak mulai masuk dan memicu kemarahan internasional.

Baca juga: Taliban Buka Lagi Sekolah Menengah untuk Anak Perempuan di Afghanistan

"Kami menyerukan para pemimpin Imarah Islam untuk membuka sekolah perempuan dalam waktu seminggu," aktivis Halima Nasari membacakan pernyataan yang dikeluarkan oleh empat kelompok hak-hak perempuan pada konferensi pers di Kabul, Minggu (27/3/2022).

Jika sekolah putri tetap ditutup bahkan setelah seminggu, dia menyatakan, kelompok aktivias akan membukanya sendiri dan menggelar demonstrasi di seluruh negeri sampai Taliban memenuhi tuntutan.

“Taliban harus membangun lebih banyak sekolah untuk anak perempuan di daerah pedesaan terpencil di negara itu daripada menutup fasilitas yang ada,” kata pernyataan itu, dikutip dari AFP.

"Rakyat tidak bisa lagi mentolerir penindasan seperti itu. Kami tidak menerima alasan apa pun dari pihak berwenang," tambah pernyataan tersebut, yang muncul setelah beberapa aktivis wanita terkenal di negara itu ditahan dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Taliban Tutup Lagi Sekolah Putri Afghanistan dalam Hitungan Jam Usai Dibuka, Ini Alasannya

Pada Sabtu (26/3/2022), sekitar dua lusin siswi dan perempuan melakukan protes di Kabul menuntut pembukaan kembali sekolah.

Kementerian Pendidikan Afghanistan sejauh ini belum memberikan alasan yang jelas untuk pembalikan kebijakan dari pembukaan sekolah menengan bagi anak perempuan.

Tetapi, pemimpin senior Taliban Suhail Shaheel mengatakan kepada AFP bahwa beberapa "masalah praktis" masih harus diselesaikan sebelum membuka kembali sekolah.

Sejak merebut kembali kekuasaan, Taliban telah mengembalikan dua dekade keuntungan yang dibuat oleh para wanita negara itu, yang telah diperas dari banyak pekerjaan pemerintah, dilarang bepergian sendirian, dan diperintahkan untuk berpakaian sesuai dengan interpretasi Alquran yang ketat.

Taliban telah menjanjikan versi yang lebih lembut dari aturan Islam yang keras yang menandai tugas pertama mereka dalam kekuasaan dari tahun 1996 hingga 2001.

Tetapim banyak pembatasan masih diberlakukan jika tidak di tingkat nasional, maka diterapkan secara lokal atas kemauan pejabat daerah.

Beberapa wanita Afghanistan awalnya menentang pembatasan Taliban, mengadakan protes kecil di mana mereka menuntut hak atas pendidikan dan pekerjaan.

Namun, Taliban dilaporkan segera menangkap para pemimpin kelompok itu, menahan mereka tanpa komunikasi sambil menyangkal bahwa mereka telah ditahan.

Sejak dibebaskan, sebagian besar aktivis atau perempuan itu memilih diam.

Baca juga: Perempuan Afghanistan Gelar Aksi Protes Terkait Penutupan Kembali Sekolah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com