Biaya pemanas ruangan--yang sudah tinggi--akan meningkat lebih tajam lagi.
Hal itu disebabkan karena gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen impor gas alam Uni Eropa yang sebagian besar digunakan untuk pemanas ruangan.
Jika sumber energi ini "mengering" maka negara yang paling sangat rentan adalah Italia dan Jerman.
Memang, negara-negara Eropa dapat beralih ke eksportir gas yang lain seperti Qatar, Aljazair atau Nigeria, tetapi terdapat hambatan-hambatan praktis untuk memperluas produksi dengan cepat.
Rusia hanya menyediakan sekitar 5 persen dari penggunaan gas di Inggris, dan AS tidak mengimpor gas Rusia.
Baca juga: Putin ke Eropa: Bayar dengan Rubel Mulai 1 April atau Pasokan Gas Dihentikan
AS telah setuju untuk mengirimkan tambahan 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke Eropa pada akhir tahun ini.
Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan 50 miliar meter kubik per tahun gas tambahan hingga setidaknya tahun 2030.
Namun analis riset kebijakan energi Ben McWilliams mengatakan, tidak mudah untuk mengganti gas yang mengalir dari Rusia.
"Lebih sulit untuk mengganti gas karena kami memiliki pipa besar yang membawa gas Rusia ke Eropa," kata McWilliams.
Eropa juga dapat meningkatkan penggunaan sumber energi lain, tetapi untuk melakukan itu tidak cepat atau mudah.
"Jadi untuk musim dingin mendatang--yang bisa membuat perbedaan adalah pergantian bahan bakar seperti membuka pembangkit listrik tenaga batu bara, seperti yang direncanakan Italia dan Jerman jika terjadi keadaan darurat."
Uni Eropa telah mengusulkan rencana untuk membuat Eropa independen dari bahan bakar fosil Rusia sebelum 2030--termasuk langkah-langkah untuk mendiversifikasi pasokan gas dan mengganti gas sebagai sumber pembangkit listrik dan pemanas.
Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia, di belakang AS dan Arab Saudi.