Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polandia Ungkap Kesediaan Menjadi "Tuan Rumah" Senjata Nuklir AS

Kompas.com - 04/04/2022, 16:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

WARSAWA, KOMPAS.com - Wakil Perdana Menteri Polandia Jaroslaw Kaczynski mengatakan dia "terbuka" dengan gagasan AS menyebarkan senjata nuklir taktis di negaranya, dan menyerukan Washington untuk mengirim puluhan ribu tentara lagi ke Eropa menanggapi ancaman Rusia.

Kaczynski, yang memimpin Partai Hukum dan Keadilan konservatif nasional yang berkuasa, juga mendesak NATO "melakukan lebih banyak" di Ukraina.

Baca juga: Barat vs Rusia dan Risiko Penggunaan Senjata Nuklir Saat Ini

Dia meminta agar misi penjaga perdamaian NATO ditambah, dan aliansi keamanan itu juga memberikan senjata tambahan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang mengatakan "sangat tidak puas" dengan Jerman.

"Sayap timur harus dilindungi jauh lebih baik di masa depan daripada sebelumnya," kata Kaczynski kepada surat kabar Jerman Welt Am Sonntag dilansir dari Newsweek pada Minggu (3/4/2022).

Dia meminta AS menempatkan 50.000 tentara lagi, peningkatan 50 persen dari saat ini, dengan sebagian besar dari totalnya berada di Baltik dan Polandia, yang merupakan sekutu NATO.

"Mari kita akui: Para pasukan nuklir AS adalah yang terkuat untuk menghentikan Rusia menyerang negara-negara NATO, dan memberi kami keamanan terbesar."

Baca juga: 410 Mayat Bergelimpangan di Kota-kota Dekat Kyiv Ukraina, Para Saksi Trauma dan Bungkam

Ditanya apakah menurutnya AS harus mengerahkan senjata nuklir taktis ke Eropa Timur, Kaczynski mengatakan dia telah mendiskusikan gagasan itu dengan para senator AS saat masih menjadi lawan Partai Hukum dan Keadilan tempatnya bernaung kini.

"Saat itu, mereka pikir itu mungkin. Jika Amerika meminta kami untuk menyimpan senjata nuklir Amerika di Polandia, kami akan terbuka untuk itu," kata Kaczynski kepada Welt Am Sonntag.

Menurutnya, hal itu akan secara signifikan memperkuat pencegahan atas Moskwa. Saat ini, masalah belum muncul, tetapi dia tidak menampik ada kemungkinan situasi bisa berubah.

“Inisiatif harus datang dari Amerika. Namun, pada prinsipnya, masuk akal untuk memperluas pembagian senjata nuklir ke sayap timur (NATO)."

Baca juga: 5 Skenario Akhir Perang Rusia Vs Ukraina: Bisa Lawan NATO atau Putin Dikudeta

Para pengungsi Ukraina mengantre untuk masuk ke Polandia di perbatasan Medyka, Polandia timur, Senin (28/2/2022). Secara keseluruhan, lebih dari 500.000 orang meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia terjadi pada 24 Februari 2022. Sekitar separuh dari 500.000 pengungsi Ukraina menuju Polandia, negara tetangga yang merupakan anggota Uni Eropa dan NATO.AFP/WOJTEK RADWANSKI Para pengungsi Ukraina mengantre untuk masuk ke Polandia di perbatasan Medyka, Polandia timur, Senin (28/2/2022). Secara keseluruhan, lebih dari 500.000 orang meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia terjadi pada 24 Februari 2022. Sekitar separuh dari 500.000 pengungsi Ukraina menuju Polandia, negara tetangga yang merupakan anggota Uni Eropa dan NATO.

Menurut Center for Arms Control and Non-Proliferation, sebuah organisasi nirlaba non-partisan yang berkomitmen untuk menghilangkan ancaman senjata pemusnah massal, AS dan sekutunya tidak mengungkapkan jumlah cadangan nuklir AS yang dikerahkan di Eropa.

Tetapi lembaga itu memperkirakan bahwa ada "100 senjata nuklir milik AS yang disimpan di lima negara anggota NATO di enam pangkalan: Kleine Brogel di Belgia, Pangkalan Udara Buchel di Jerman, Pangkalan Udara Aviano dan Ghedi di Italia, Pangkalan Udara Volkel di Belanda, dan Incirlik di Turki."

Lebih lanjut dikatakan bahwa senjata nuklir AS tidak dipersenjatai atau dikerahkan di pesawat. Itu tersimpan di brankas bawah tanah WS3 di pangkalan udara nasional. Sementara kode Permissive Action Link (PAL) yang digunakan untuk mempersenjatai mereka tetap berada di tangan Amerika.

"Untuk digunakan, bom akan dimuat ke pesawat tempur berkemampuan ganda yang ditunjuk NATO."

Baca juga: Swedia dan Finlandia Ikuti Latihan Militer NATO dalam Skenario Khusus

Kaczynski dengan tajam mengkritik pemerintah Jerman atas penanganannya terhadap Ukraina. Menurutnya Berlin harus menyediakan lebih banyak senjata dan bergerak mendorong embargo minyak Rusia di Uni Eropa.

"Kita tidak boleh terus-menerus mendukung kekuatan besar Rusia dengan miliaran biaya pembelian energi. Ini tidak dapat diterima secara politik dan moral. Ini harus dihentikan dan Jerman akhirnya harus mengambil posisi yang jelas tentang masalah ini," katanya kepada surat kabar Jerman.

Kaczynski juga menuduh Jerman "tidak cukup memperhitungkan Perang Dunia II" dan "masih belum memenuhi kewajiban keuangannya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com