Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Pertemuan Zelensky dan Putin Semakin Terbuka, Kemungkinan di Turki

Kompas.com - 03/04/2022, 08:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Peluang terjadinya pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy semakin terbuka.

Negosiator utama Ukraina dalam pembicaraan damai dengan Rusia, David Arakhamia, mengatakan pada Sabtu (2/4/2022), bahwa pertemuan antara Presiden Zelensky dan Presiden Putin akan dilakukan dan kemungkinan besar akan berlangsung di Turki.

Namun, dia mengatakan waktu dan tempat untuk pertemuan belum bisa disampaikan secara pasti.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Mengkritik Putin atas Serangan ke Ukraina

Kedua belah pihak menggambarkan negosiasi dalam beberapa hari terakhir sebagai hal yang sulit. Pembicaraan tersebut merupakan kombinasi dari sesi tatap muka di Turki dan pertemuan virtual.

Arakhamia mengatakan Presiden Turki Tayyip Erdogan telah menelepon Putin dan Zelenskiy pada Jumat (1/4/2022), dan tampaknya mengkonfirmasi bahwa mereka siap untuk mengatur pertemuan dalam waktu dekat.

"Tidak ada tanggal atau tempat yang diketahui, tetapi kami pikir kemungkinan besar akan terjadi di Istanbul atau Ankara," ungkap dia, dilansir dari Reuters.

Saat diwawacarai televisi Ukraina, Arakhamia juga menyampaikan bahwa Moskwa secara lisan telah menyetujui proposal utama Ukraina.

Hal ini meningkatkan harapan bahwa pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran antara kedua negara sedang bergerak maju.

"Federasi Rusia telah memberikan jawaban resmi untuk semua posisi, yaitu bahwa mereka menerima posisi (Ukraina), kecuali untuk masalah Crimea (dianeksasi oleh Rusia pada 2014)," kata Arakhamia, dikutip dari AFP.

Baca juga: Ukraina Rebut Kembali Kyiv, Pasukan Rusia Mundur Teratur

Dia mengatakan bahwa sementara tidak ada konfirmasi resmi secara tertulis, di mana pihak Rusia baru mengatakannya secara lisan.

Komentar itu muncul ketika Ukraina mengatakan telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kyiv.

Arakhamia mengatakan Moskwa telah sepakat dalam pembicaraan bahwa referendum tentang status netral Ukraina akan menjadi satu-satunya jalan keluar dari situasi ini.

Ditanya apa yang akan terjadi jika Ukraina memilih menentang status netral untuk negara itu, Arakhamia menjawab, “Kami akan kembali ke keadaan perang, mungkin, atau kembali ke negosiasi baru".

Kremlin seperti diketahui telah bersikeras menuntut Ukraina mengadopsi status netral.

Baca juga: Ukraina Rebut Kembali Kyiv, Pasukan Rusia Mundur Teratur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com