Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina di Turki: Rusia Janji Kurangi Serangan di Kyiv

Kompas.com - 30/03/2022, 07:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

ISTANBUL, KOMPAS.com - Rusia berjanji pada Selasa (29/3/2022) untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan kota lain di Ukraina.

Meski begitu, Amerika Serikat memperingatkan ancaman belum berakhir, terutama saat Ukraina mengusulkan untuk mengadopsi status netral sebagai tanda kemajuan dalam negosiasi tatap muka Rusia-Ukraina di Turki.

Dilansir Reuters, pembicaraan berlangsung di sebuah istana Istanbul lebih dari sebulan pasca-serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II itu.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-34 Serangan Rusia ke Ukraina, Negosiator Bertemu di Turki, Ukraina Rebut Kembali Irpin, 1.119 Warga Sipil Tewas

Negosiasi terjadi setelah ribuan orang tewas dan terluka akibat perang, serta memaksa hampir 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri dan memukul ekonomi Rusia dengan sanksi.

Invasi Rusia telah dihentikan di sebagian besar front oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina yang telah merebut kembali wilayah, bahkan ketika warga sipil terjebak di kota-kota yang terkepung.

"Sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kyiv dan Chernihiv," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.

Dia tidak menyebutkan daerah lain dalam area pertempuran sengit, termasuk di sekitar Mariupol di tenggara, Sumy dan Kharkiv di timur serta Kherson dan Mykolaiv di selatan.

Baca juga: Roman Abramovich Dikonfirmasi Berperan dalam Perundingan Rusia-Ukraina, Sejauh Apa Keterlibatannya?

Rusia sendiri telah mulai memindahkan pasukan dalam jumlah yang sangat kecil dari posisi di sekitar Kyiv dalam sebuah langkah yang lebih merupakan reposisi daripada mundur.

"Itu tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kyiv sudah berakhir," kata juru bicara John Kirby dalam jumpa pers.

Sementara itu, sebanyak 10 pesawat F-18 AS dan lebih dari 200 tentara dikerahkan ke anggota NATO dan tetangga Rusia, Lithuania.

pasukan AS di Polandia juga "berhubungan" dengan pasukan Ukraina saat menyerahkan senjata.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Rusia Tak Masalah Dicoret dari G20 | Aturan Pembatasan Pengeras Suara Masjid Saudi

Rusia masih ngotot menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "mendenazifikasi" Ukraina.

Sementara Barat juga ngotot mengatakan mereka melancarkan invasi tanpa alasan.

Beberapa analis mencatat bahwa janji Rusia mengurangi pertempuran sebagian besar mencakup daerah-daerah di mana negara itu telah kehilangan kekuatan.

Baca juga: Serangan Rusia ke Ukraina Hantam Gedung Pemerintah di Mykolaiv, 7 Tewas, 22 Terluka

Sementara itu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan hanya hasil konkrit dari pembicaraan yang dapat dipercaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com