Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kota di China Minta Maaf ke Warga Mengaku Kekurangan Pasokan Makanan karena Covid-19

Kompas.com - 29/03/2022, 19:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah ibu kota provinsi timur laut Jilin China yang dilanda Covid, meminta maaf kepada 8,5 juta penduduknya, atas kekurangan makanan terkait penutupan dan gangguan yang disebabkan oleh tindakan pencegahan Covid-19.

Dua pasar grosir makanan utama di Changchun telah ditutup karena pembatasan Covid-19 China. Itu menyebabkan kekurangan pasokan makanan, menurut Wakil Sekretaris Partai Komunis kota itu, Liu Renyuan.

Masalah itu diperparah oleh kekurangan pekerja yang menunda pengiriman ke rumah-rumah.

Baca juga: Catat 3.500 Kasus Covid-19 dalam Sehari, China Akhirnya Kunci Sebagian Besar Shanghai

"Kami sangat cemas dan marah tentang ini, dan kami menyampaikan permintaan maaf yang mendalam kepada publik atas dampak dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan," kata Liu pada konferensi pers lokal pada Selasa (29/3/2022) sebagaimana dilansir Reuters.

Orang-orang berjalan melalui pasar tertutup di Changchun di Provinsi Jilin, China timur laut, Jumat, 11 Maret 2022. CHINATOPIX via AP PHOTO Orang-orang berjalan melalui pasar tertutup di Changchun di Provinsi Jilin, China timur laut, Jumat, 11 Maret 2022.

Lebih lanjut kata dia, untuk mengurangi kelangkaan personel penyortiran dan pengiriman, pemerintah provinsi Jilin telah mengatur sekitar 1.000 ton "kantong sayuran" untuk dikirim ke Changchun setiap hari.

Pihak berwenang juga akan menindak kenaikan harga sayuran, Liu menambahkan.

Changchun dan kota lainnya di Jilin telah berjuang dengan peningkatan ribuan kasus Covid-19 hampir setiap hari sejak pertengahan Maret.

Baca juga: Shanghai Tak Akan Lockdown meski Covid-19 Melonjak, Mulai Tinggalkan Strategi Nol-Covid?

"Makanan tidak tersedia, dan saya harus makan mie instan," kata seorang kurir Changchun bermarga Mao, yang tidak meninggalkan kompleks perumahannya selama berhari-hari.

"Tidak ada gunanya memikirkan apa pun sekarang. Saya hanya harus menunggu sampai penguncian dicabut nanti," kata Mao kepada Reuters.

Dalam apa yang mereka sebut "pertempuran terakhir" melawan virus, pihak berwenang telah mengunci seluruh provinsi sejak 14 Maret, dan melakukan pengujian massal untuk mengisolasi infeksi.

Changchun sendiri telah menyelesaikan lebih dari 10 putaran pengujian di seluruh kota terhadap penduduknya.

Baca juga: Khawatir Penguncian Covid-19, Warga Shanghai Panic Buying Borong Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com