Inggris Cabut Semua Pembatasan Covid-19 bagi Pendatang, Termasuk yang Belum Divaksin

LONDON, KOMPAS.com – Semua pembatasan perjalanan terkait Covid-19 yang tersisa kini telah dicabut untuk pendatang yang memasuki Inggris.

Dilansir dari BBC, Jumat (18/3/2022), bahkan orang yang tidak divaksin kini tidak harus melakukan tes, dan formulir pencari penumpang telah dihapus.

Pencabutan pembatasan perjalanan tersebut terjadi hampir dua tahun sejak peraturan lockdown akibat Covid-19 pertama di Inggris diberlakukan pada 2020.

Baca juga: Di Inggris, 7.640 Orang Positif Covid-19 Sebanyak 3 Kali, 92 Orang 4 Kali

Menteri Penerbangan Inggris Robert Courts mengatakan, semua telah pemerintah lakukan sejak dua tahun lalu, dan kini setiap perjalanan telah dibebaskan tanpa batasan birokrasi.

Pemerintah Inggris mengatakan, perubahan itu sengaja diatur sebelum liburan Paskah.

Akan tetapi, pemerintah menambahkan bahwa rencana darurat telah disusun untuk menanggapi varian Covid-19 terbaru di masa depan.

Baca juga: Rekor Baru, Covid-19 di Korea Selatan Naik 400.000 Kasus Sehari akibat Omicron

CEO Kuoni Derek Jones, sebuah perusahaan pariwisata, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima pesanan yang melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

“Penghapusan semua pembatasan perjalanan adalah game-changer terakhir. Orang-orang sekarang dapat pergi berlibur atau mengunjungi keluarga dan teman-teman di luar negeri tanpa semua stres yang datang dengan pengetesan sebelum mereka kembali ke rumah,” kata Jones.

Dia menambahkan, berbagai aturan dan formulir yang selama ini diterapkan begitu merepotkannya.

Baca juga: PM Irlandia Dinyatakan Positif Covid-19 saat Kunjungan ke Washington DC

“Perjalanan telah kacau selama dua tahun tetapi sekarang kembali,” sambung Jones.

Kendati demikian, para pelancong asal Inggris masih disarankan untuk memeriksa aturan untuk negara yang mereka kunjungi.

Penghapusan aturan menandai akhir dari serangkaian aturan Covid-19 yang berubah dengan cepat, dan sering kali kompleks, untuk orang-orang yang tiba di Inggris.

Baca juga: Covid-19 Bikin 4,7 Juta Penduduk Asia Tenggara Alami Kemiskinan Ekstrem pada 2021