Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Tak Akan Lockdown meski Covid-19 Melonjak, Mulai Tinggalkan Strategi Nol-Covid?

Kompas.com - 26/03/2022, 17:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SHANGHAI, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 Shanghai mencatat peningkatan tajam pada Sabtu (26/3/2022), tetapi para pejabat bertekad menghindari penguncian penuh (lockdown), mengingat kerusakan yang akan terjadi pada perekonomian.

Jutaan orang China menjadi sasaran lockdown akibat varian Omicron membuat jumlah kasus harian merayap semakin tinggi. Adapun jumlah kasus mereka tetap tidak signifikan dibandingkan dengan negara lain.

Baca juga: Khawatir Penguncian Covid-19, Warga Shanghai Panic Buying Borong Makanan

Pejabat Shanghai kini bergerak meredam gangguan dengan pendekatan penguncian lingkungan individu yang lebih bertarget selama 48 jam dan pengujian skala besar, sementara menjaga sebagian besar kota metropolitan berpenduduk 25 juta orang itu berjalan.

Pada konferensi pers harian Shanghai Sabtu (26/3/2022), para pejabat menyinggung pentingnya menghindari penguncian penuh kota pelabuhan besar itu.

"Jika Shanghai, kota kita ini, berhenti total, akan ada banyak kapal kargo internasional yang mengapung di Laut China Timur," kata Wu Fan, pakar medis dari gugus tugas pandemi kota.

"Ini akan berdampak pada seluruh ekonomi nasional dan ekonomi global."

Pada saat yang sama, pejabat kota juga mengumumkan akan mulai membagikan alat tes mandiri kepada penduduk Shanghai, sebagai tanda terbaru bahwa pemerintah memperluas respons pandeminya.

Provinsi Jilin di timur laut juga mengatakan Sabtu (26/3/2022) bahwa mereka telah mulai mendistribusikan 500.000 kit tes cepat antigen .

Baca juga: Dua Tahun Penanganan Covid-19 China Tak Berubah, Warga China Mulai Suarakan Frustrasi

Shanghai dan Jilin telah menjadi daerah yang paling parah terkena wabah, yang dimulai pada awal Maret.

China sebagian besar telah mengendalikan virus corona - yang pertama kali dideteksi di kota Wuhan pada akhir 2019 - di bawah kendali melalui langkah-langkah strategi nol-Covid yang ketat.

Tetapi pendekatan “top-down” itu semakin dipertanyakan di tengah kekhawatiran atas dampak ekonomi dan "kelelahan pandemi" publik, terutama mengingat gejala Omicron yang tidak terlalu parah.

Komisi Kesehatan Nasional mengumumkan dua minggu lalu bahwa mereka akan memperkenalkan penjualan alat tes mandiri cepat antigen di China untuk pertama kalinya, dan alat itu mulai muncul di rak-rak apotek.

Pengumuman Sabtu (26/3/2022) tampaknya menandai penggunaan skala luas pertama tes mandiri sebagai bagian dari langkah-langkah pengendalian pandemi resmi.

Baca juga: China Laporkan Dua Kematian Pertama akibat Covid-19 dalam Lebih dari Setahun

Covid-19 China pada Sabtu (26/3/2022) melaporkan 5.600 transmisi domestik baru yang dikonfirmasi, kebanyakan dari mereka tidak menunjukkan gejala.

Pihak berwenang China menyaksikan dengan gugup ketika lonjakan Omicron yang mematikan di Hong Kong memicu kepanikan pembelian, dan merenggut banyak korban lanjut usia yang tidak divaksinasi di kota China selatan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com