SHANGHAI, KOMPAS.com – Shanghai mendorong inisiasi pengetesan massal untuk mengekang lonjakan kasus Covid-19 terbaru.
Kota yang menjadi pusat komersial di China tersebut melaporkan 203 kasus tanpa gejala yang ditularkan secara domestik, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (18/3/2022).
Kota yang berpopulasi 25 juta jiwa tersebut telah menutup sekolah dan meluncurkan program pengujian di seluruh kota yang telah membuat puluhan kompleks perumahan ditutup selama setidaknya 48 jam.
Baca juga: China Perketat Aturan untuk Perusahaan Manajemen Influencer
Sementara itu, secara keseluruhan China mengalami lonjakan Covid-19 terburuknya.
Pada Kamis (17/3/2022), “Negeri Panda” melaporkan 2.388 kasus lokal terbaru dengan gejala yang dikonfirmasi, hampir dua kali lipat daripada sehari sebelumnya.
Pada Kamis pula, Presiden Xi Jinping memberi isyarat bahwa strategi penanganan Covid-19 dari pemerintah, yakni strategi nol-Covid, belum akan diganti.
"Kemenangan datang dari ketekunan," kata Xi dalam rapat komite tetap Politbiro.
Baca juga: Terkait Isu China Akan Bantu Militer Rusia, Biden Segera Kontak Xi Jinping, Beri Peringatan Keras
Dia juga menyerukan langkah-langkah dan upaya yang lebih efektif untuk meminimalkan dampak ekonomi.
Pemerintah Shanghai sebelumnya mengatakan akan mengetes para penduduk per wilayah.
Ketika suatu wilayah dilakukan pengetesan massal, maka wilayah tersebut akan di-lockdown selama 48 jam sambil menunggu hasilnya.
Kendati demikian, pada Jumat, ada beberapa tanda bahwa pembatasan itu dilonggarkan.
Baca juga: Dubes China: Kedaulatan dan Integritas Teritorial Semua Negara, Termasuk Ukraina, Harus Dihormati
Pasalnya, beberapa wilayah tidak lagi diharuskan untuk di-lockdown selama 48 jam saat penduduknya dites.
Kepala salah satu komite perumahan di distrik Changning mengatakan, kompleksnya tidak akan ditutup seperti yang direncanakan semula.
Sejumlah pejabat mengatakan pada Kamis bahwa Shanghai telah meningkatkan kapasitas pengujiannya menjadi 3 juta per hari dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 5,5 juta per hari dalam waktu dekat.
Baca juga: China Dukung Iran Pertahankan Haknya Terkait Sanksi Nuklir
Padahal, beberapa distrik melaporkan kekurangan personel pengetesan yang memenuhi syarat.
Di sisi lain, beberapa warga mengeluhkan ketidakjelasan aturan.
Satu keluarga yang dikarantina di Distrik Hongqiao mengatakan, mereka masih dikarantina meski telah menjalani dua kali tes dan hasilnya negatif.
Baca juga: Serbuan Omicron Kian Ganas, China Tambah Tempat Tidur Rumah Sakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.