Jerman juga mengecam putusan tersebut pada hari Selasa, dengan Kementerian Luar Negeri menyebutnya sebagai “bagian dari instrumentalisasi sistematis sistem peradilan Rusia terhadap pembangkang dan oposisi politik”.
Awal bulan ini, Navalny telah mendesak Rusia untuk mengadakan protes harian terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menghancurkan kota-kota Ukraina dan memaksa lebih dari 3,5 juta orang meninggalkan negara itu.
"Saya mendesak semua orang untuk turun ke jalan dan berjuang untuk perdamaian," katanya dalam pernyataan yang diposting di Facebook dan Twitter pada 2 Maret, mendesak orang untuk tidak takut masuk penjara.
“Jika, untuk mencegah perang, kita perlu mengisi penjara dan mobil polisi, kita akan mengisi penjara dan mobil polisi,” ungkap dia.
Baca juga: Kremlin: Rusia Hanya Akan Gunakan Nuklir Jika Terancam
Ribuan orang telah ditangkap dalam protes anti-perang di seluruh Rusia sejak negara itu melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina pada 24 Februari.
Pekan lalu, Putin telah menyerukan “pemurnian diri” untuk menyingkirkan Rusia dari siapa pun yang menentang perang.
“[Rusia] akan selalu dapat membedakan patriot sejati dari sampah dan pengkhianat dan hanya akan memuntahkannya seperti nyamuk yang secara tidak sengaja terbang ke mulut mereka,” katanya dalam pidato yang tampaknya menjadi peringatan bahwa pemerintahan otoriternya dapat memburuk.
“Saya yakin bahwa pemurnian diri masyarakat yang alami dan perlu seperti itu hanya akan memperkuat negara kita,” kata dia.
Baca juga: Zelensky: Pembicaraan dengan Rusia Sulit dan Kadang Konfrontatif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.