MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Sabtu (5/3/2022), bahwa setiap negara yang berusaha memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina akan dianggap oleh Moskwa telah memasuki konflik.
"Setiap gerakan ke arah ini akan kami anggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata oleh negara itu," kata Pemimpin Rusia itu dalam sebuah pertemuan dengan karyawan Aeroflot dekat Moskwa.
Dikutip dari AFP, Putin menambahkan bahwa memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina akan memiliki konsekuensi besar-besaran dan bencana tidak hanya untuk Eropa, tetapi juga seluruh dunia.
Baca juga: Putin Sebut Sanksi Barat Serupa dengan Deklarasi Perang
Dia juga menepis rumor bahwa Rusia berencana mengumumkan darurat militer dengan serangan militer negaranya di Ukraina pada minggu kedua.
"Darurat militer seharusnya hanya diperkenalkan dalam kasus-kasus di mana ada agresi eksternal. Kami tidak mengalaminya saat ini dan saya harap kami tidak akan mengalaminya," kata Putin.
Pemberlakuan zona larangan terbang diketahui adalah usulan dari Pemerintah Ukraina.
Ukraina mengusulkan hal ini untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.
Tapi, NATO telah menolak permintaan Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang tersebut.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO tidak akan campur tangan dalam konflik karena kekhawatiran bentrokan langsung dengan Rusia yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.
Baca juga: NATO Tolak Seruan Ukraina Terapkan Zona Larangan Terbang, Beralasan Bukan Bagian dari Konflik
"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah dengan mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang itu dengan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Stoltenberg setelah pertemuan darurat pada Jumat (4/3/2022).
"Jika kita melakukan itu, kita akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," ungkap dia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengecam sikap NATO tersebut.
Dia mengatakan aliansi militer Barat padahal tahu soal kemungkinan agresi Rusia akan terus berlanjut.
“Mengetahui bahwa serangan dan korban baru tidak dapat dihindari, NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina,” kata Zelensky dalam sebuah video yang diterbitkan oleh kantor kepresidenan.
Zelensky bersikeras berpendapat bahwa pertemuan NATO adalah pertemuan puncak yang lemah, pertemuan puncak yang membingungkan.
"Semua orang yang mati (di Ukraina) mulai hari ini juga akan mati karenamu. Karena kelemahanmu, karena pemutusan hubunganmu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.