BRUSSELS, KOMPAS.com – NATO menolak seruan Ukraina untuk menerapkan zona larangan terbang untuk membantu melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta NATO untuk membentuk zona larangan terbang di atas Ukraina.
Pada Jumat (4/3/2022), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, mereka bukanlah bagian dari konflik Ukraina.
Baca juga: Rangkuman Hari Kesembilan Invasi Rusia ke Ukraina
"Kami bukan bagian dari konflik ini," kata Stoltenberg setelah pertemuan NATO di Brussels, dalam menolak permintaan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.
Penolakan tersebut merupakan pertanda bahwa NATO masih waspada agar tidak terseret ke dalam perang antara Rusia dengan Ukraina.
“Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia,” sambung Stoltenberg.
Kendati demikian, Eropa menjanjikan lebih banyak sanksi untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: 7.000 Ilmuwan Rusia Surati Putin, Protes Invasi ke Ukraina
Ukraina, ingin bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, tindakan yang menurut Moskwa mengancam keamanan dan pengaruhnya.
Menanggapi penolakan NATO tersebut, Zelensky mengkritiknya dengan keras.
“Hari ini ada pertemuan NATO, pertemuan yang lemah, pertemuan yang membingungkan, pertemuan di mana jelas bahwa tidak semua orang menganggap pertempuran untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu,” kata Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat malam waktu setempat.
“Hari ini, pimpinan aliansi memberi lampu hijau untuk pengeboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina, setelah menolak untuk menetapkan zona larangan terbang,” sambung Zelensky.
Baca juga: Rangkuman Seminggu Perang Rusia Vs Ukraina: Awal Invasi, Perlawanan Kiev, hingga Ancaman Nuklir
Sebagai aliansi militer, NATO yang beranggotakan 30 orang terikat untuk saling membela jika terjadi serangan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa NATO itu akan mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO.
“Aliansi kami adalah aliansi defensif. Kami tidak mencari konflik. Tapi jika konflik datang kepada kami, kami siap,” kata Blinken.
Blinken mengatakan, pihaknya akan terus membuat Putin tertekan kecuali jika dia mengubah arahnya.
Baca juga: Usai 90 Menit Telepon Putin, Presiden Perancis: Yang Terburuk di Ukraina Akan Datang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.