Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novak Djokovic Lebih Pilih Korbankan Banyak Turnamen Tenis dibanding Ambil Vaksin Covid-19

Kompas.com - 16/02/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Mirror

KOMPAS.com - Petenis kenamaan Novak Djokovic mengklaim dia lebih baik kehilangan gelar tenis di masa depan daripada dipaksa mengambil vaksin Covid-19.

Sebelumnya, petenis Serbia itu kehilangan gelar Australia Terbuka bulan lalu setelah dideportasi dari negara itu berturut-turut karena skandal vaksinnya.

Dilansir Mirror, Djokovic, yang bisa saja mengungguli Roger Federer dan Rafel Nadal dalam perebutan gelar Grand Slam terbanyak, telah mengakui bahwa ia bisa melewatkan turnamen lebih lanjut, jika persyaratan vaksin tidak diperbarui.

Baca juga: Novak Djokovic Mendarat di Dubai Usai Dideportasi Australia

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, pemain nomor satu dunia itu menegaskan sikapnya.

"Saya tidak pernah menentang vaksinasi, tetapi saya selalu mendukung kebebasan untuk memilih apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh Anda," ujarnya.

Ditanya mengapa dia bersedia untuk mengorbankan turnamen di masa depan, Djokovic menambahkan bahwa prinsip pengambilan keputusan pada tubuhnya lebih penting daripada gelar apa pun.

"Saya berusaha selaras dengan tubuh saya," tambahnya.

Baca juga: Ini Tanggapan Novak Djokovic Setelah Kalah Banding dan Akan Dideportasi dari Australia

Djokovic kemudian mengonfirmasi bahwa dia mungkin terbuka untuk menerima vaksinasi di masa depan.

“Saya menjaga pikiran tetap terbuka karena kita semua berusaha untuk bersama-sama mencari solusi terbaik untuk mengakhiri Covid," ungkapnya.

"Saya tidak pernah menentang vaksinasi. Saya mengerti bahwa secara global, semua orang berusaha keras untuk menangani virus ini dan melihat, semoga, virus ini segera berakhir."

Djokovic mengatakan dia pikir dia telah diberikan pengecualian untuk bersaing di Melbourne, dengan menteri imigrasi negara itu Alex Hawkes secara pribadi membatalkan visanya dengan alasan bahwa kehadirannya dapat memicu “kerusuhan sipil”.

Baca juga: Ini Tanggapan Rafael Nadal tentang Kasus Visa Rivalnya, Novak Djokovic

Tetapi superstar tenis itu menerima bahwa pendiriannya akan membawa konsekuensi, termasuk kehilangan salah satu dari empat turnamen terbesar olahraga itu.

“Australia telah berada dalam salah satu penguncian paling parah sejak awal pandemi, jadi saya hanya bisa membayangkan bagaimana keadaannya bagi warga Australia dan saya bersimpati dan berempati dengan mereka semua," ujarnya.

“Saya mengerti ada banyak rasa frustrasi dari orang Australia terhadap saya dan terhadap seluruh situasi dan cara menanganinya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com