Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerai KFC hingga KIA Ditutup Paksa di India Imbas Kicauan Soal Kashmir

Kompas.com - 14/02/2022, 16:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

NEW DELHI, KOMPAS.com - Gerai milik beberapa perusahaan multinasional dipaksa ditutup oleh kelompok-kelompok garis keras India, setelah anak perusahaan mereka yang berbasis di Pakistan mengunggah pesan di media sosial untuk mendukung Kashmir.

Sejumlah perusahaan multinasional dilaporkan mengunggah pesan di media sosial pada 5 Februari bertepatan dengan Hari Solidaritas Kashmir Pakistan.

Perayaan itu diadakan setiap tahun untuk memperingati pengorbanan warga Kashmir, yang berjuang untuk menentukan nasib sendiri.

Pesan itu kemudian menyebabkan kemarahan di antara pengguna media sosial di India.

Baca juga: Perempuan Muslim India Lawan Larangan Berhijab di Sekolah: Saya Hanya Membela Hak dan Pendidikan

Lusinan toko dan ruang pameran milik Pizza Hut, KFC dan raksasa mobil Korea Selatan – Hyundai dan KIA – ditutup di negara bagian India barat.

Dilansir Al Jazeera pada Minggu (13/2/2022), aksi penutupan paksa itu dialkukan oleh anggota kelompok supremasi Hindu – Bajrang Dal dan Vishwa Hindu Parishad (VHP atau Dewan Hindu Dunia) – terkait dengan Partai Bhartiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra modi.

“Perusahaan-perusahaan ini tidak dapat melakukan bisnis di India dan pada saat yang sama mendukung pendirian Pakistan di Kashmir,” Dinesh Navadiya, bendahara nasional VHP, mengatakan kepada kantor berita Reuters selama protes di kota Surat.

Meneriakkan slogan-slogan seperti “Kashmir adalah Milik Kita” dan mengenakan selendang safron, lebih dari 100 anggota Bajrang Dal juga bergabung dalam protes – salah satu dari beberapa yang diadakan di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Modi.

Kehebohan itu menekankan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang beroperasi di kedua wilayah yang bersaing, India dan Pakistan, yang menguasai sebagian Kashmir tetapi keduanya mengklaim wilayah Himalaya itu secara penuh.

BJP selama beberapa dekade berkampanye menentang otonomi terbatas yang diberikan kepada Kashmir yang dikelola India oleh konstitusi India.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Paus Benediktus XVI Minta Maaf | Tokoh Anti-toleransi Berpeluang Jadi PM India

Pada Agustus 2019, Perdana Menteri Modi membatalkan Pasal 370 konstitusi India yang menjadi dasar status khusus Kashmir. Seiring waktu, India menipiskan otonomi wilayah mayoritas Muslim.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh pemerintah Modi menginjak-injak kebebasan sipil dan menangkap wartawan dan aktivis hak asasi manusia saat undang-undang, yang menurut warga Kashmir akan bertentangan dengan kepentingan penduduk setempat, disahkan.

'Ketidaksenangan terhadap pemerintah'

India mengatakan Pakistan mendukung pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan New Delhi di Kashmir yang dikelola India yang pecah pada 1990-an. Pakistan membantah tuduhan itu dan mengatakan hanya memberikan dukungan diplomatik dan moral bagi rakyat Kashmir.

“Kami memprotes secara damai terhadap perusahaan-perusahaan ini atas cuitan oleh afiliasi Pakistan mereka untuk mendukung Kashmir,” kata Hitendrasinh Rajput, juru bicara unit negara bagian VHP di kota terbesar di Ahmedabad, Gujarat.

“Kami ingin menjelaskan kepada perusahaan-perusahaan ini dan lainnya bahwa Kashmir adalah bagian tak terpisahkan dari India,” kata Rajput.

Baca juga: Malala Yousafzai Geram Ada Larangan Berhijab di Sekolah Karnataka India

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

Global
SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

Global
Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Global
Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Global
Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Global
Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Global
Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Global
Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com