Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Perantauan Keluarga India ke Amerika, Berakhir Tewas Membeku di Perbatasan

Kompas.com - 08/02/2022, 17:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

NEW DELHI, KOMPAS.com - Hampir setiap rumah di desa Dingucha India timur saat ini, memiliki anggota keluarga yang hidup baik setelah merantau ke Kanada atau Amerika Serikat. Itu adalah fakta yang biasa warga teriakkan dengan bangga dari atap.

Tapi, desa itu kini sunyi senyap. Semua menutup mulut setelah kisah keluarga India yang terdiri dari ayah ibu dan dua anak ditemukan tewas membeku di perbatasan Amerika Utara.

Keluarga India yang terdiri dari empat orang itu– Jagdish Patel (39 tahun), istrinya Vaishali (37 tahun), putrinya Vihangi (11 tahun) dan Dharmik (3 tahun). Mereka berangkat dari Dingucha pada 10 Januari, dengan visa pengunjung Kanada dicap di paspornya.

Baca juga: Filipina Beli Rudal Canggih dari India, Serangan Balik untuk China?

Membeku di perbatasan

Mereka mendarat di Toronto pada 12 Januari. Patel menelepon ayah dan sepupunya di India untuk memberitahu mereka bahwa cuaca dingin, tetapi mereka semua baik-baik saja dan berada di hotel.

Enam hari kemudian, keluarga muda itu tiba di Emerson, sebuah kota kecil di perbatasan Kanada-AS, di mana suhu malam hari secara teratur turun di bawah -35 derajat celcius di musim dingin.

Tampaknya mereka diturunkan di titik terdekat dengan mantel dan sarung tangan baru, dan kemudian mulai melakukan perjalanan berbahaya ke Amerika dengan berjalan kaki.

Dalam gelap gulita, mereka harus melalui apa yang digambarkan oleh penduduk setempat sebagai "lanskap seperti bulan" yang membekukan. Malam berikutnya, keluarga Patel ditemukan mati beku di salju, 12 meter dari perbatasan AS.

Baca juga: Ingin Beli Kendaraan, Pria di India Tak Digubris Staf karena Penampilannya Tak Meyakinkan

Harapan hidup lebih baik di perantauan

Meskipun Gujarat, negara bagian tempat keluarga Patel tinggal, memiliki tingkat pengangguran terendah di negara itu, 95 persen dari pengangguran berpendidikan.

Di Dingucha, sebagian besar masih hidup dari bertani buah, gandum, kapas dan rempah-rempah. Patel sendiri adalah putra seorang petani, berpendidikan dan sebelum pandemi bekerja di sebuah sekolah di dekat Gandhinagar.

Namun, selama dua tahun terakhir, setelah sekolah ditutup karena pandemi, dia memindahkan keluarganya kembali ke rumah orang tuanya di Dingucha dan membantu di pabrik garmen saudaranya dan di pertanian ayahnya.

Kepala desa Dingucha Mathur Jithakor (64 tahun), menggambarkan Patel sebagai “pria baik yang pendiam, sangat jujur, pekerja keras.”

“Penghidupannya tampak baik-baik saja, tetapi banyak orang di desa kami telah pergi ke Kanada dan AS dan menjalani kehidupan yang baik di sana, menghasilkan uang yang baik. Jadi mungkin dari situlah dia mendapat ide,” kata Jithakor. Menurut penduduk desa, paman dan sepupu Patel tinggal di AS.

Baca juga: Seekor Anak Sapi Lahir dengan Dua Kepala, Empat Mata dan Dua Mulut Jadi Sorotan di India

Berita kematian Patel memunculkan kekhawatiran untuk bisnis lokal yang semula berkembang pesat dengan memfasilitasi visa ke AS dan Kanada. Bisnis ini sekarang berada di bawah pengawasan internasional.

Agen, yang memungut biaya besar, membantu orang mendapatkan visa pengunjung atau visa pelajar di institusi yang meragukan di Kanada, dan memungkinkan mereka tinggali secara ilegal.

Bagi yang ingin memasuki AS, rute biasa adalah melalui Meksiko atau Kanada dan melintasi perbatasan darat secara ilegal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com