LONDON, KOMPAS.com – Hampir dua pertiga kasus Covid-19 di Inggris pada Januari adalah mereka yang pernah terpapar atau dicurigai terinfeksi virus corona sebelumnya.
Temuan tersebut adalah hasil survei dari Imperial College London yang dirilis pada Rabu (26/1/2022) sebagaimana dilansir AFP.
Temuan itu dipandang sebagai bukti lebih lanjut tentang kemampuan varian Omicron untuk menghindari sistem kekebalan dari orang yang sebelumnya terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Omicron Melonjak, Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Capai 8.000 untuk Kali Pertama
Imperial College London menganalisis sekitar 100.000 hasil tes swab orang-orang di seluruh Inggris secara acak antara 5 hingga 20 Januari.
Dari hasil tes swab tersebut, sekitar 4.000 menunjukkan hasil positif.
Sekitar 65 persen dari responden pernah positif Covid-19 sebelumnya, sementara 7,5 persen mengaku curiga sudah tertular virus corona sebelumnya tetapi belum menerima tes konfirmasi.
“Infeksi sebelumnya dikaitkan dengan risiko tinggi infeksi ulang dengan Omicron,” tulis para peneliti dalam studi itu.
Baca juga: WHO Prediksi Gelombang Covid Omicron Berakhir di Eropa
Paul Elliott, penulis utama studi tersebut, menggarisbawahi bahwa tidak semua kasus tersebut dapat dikonfirmasi sebagai infeksi ulang.
Beberapa dapat menjadi kasus residual, yang berarti seseorang telah dites positif dua kali untuk infeksi yang sama.
Tetapi kasus infeksi ulang dalam penelitian ini jauh lebih tinggi daripada studi yang diterbitkan Health Security Agency Inggris (UKHSA) sebelumnya yakni 11 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.