Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Selandia Baru Batal Gelar Pernikahan karena Omicron Meluas

Kompas.com - 23/01/2022, 12:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SELANDIA BARU, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Arden memilih untuk membatalkan pernikahannya karena negaranya telah memberlakukan pembatasan baru dalam upaya memperlambat penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Selandia Baru telah memberlakukan aturan masker dan membatasi pertemuan mulai hari Minggu (23/1/2022) ini.

Kebijakan itu diambil setelah Pemerintah mendapati peningkatan kasus Covid-19.

Baca juga: PM Selandia Baru: Letusan Gunung Berapi Tonga Sebabkan Kerusakan Signifikan, tapi Tak Ada Kematian

Ini termasuk temuan sembilan kasus Covid-19 varian Omicron pada komunitas yang baru menghadiri acara pernikahan belum lama ini.

Sebuah keluarga diketahui kembali ke Nelson di Pulau Selatan dengan pesawat setelah menghadiri pernikahan dan acara lainnya di Auckland di Pulau Utara.

Keluarga itu dan seorang pramugari dinyatakan positif Covid-19.

Selandia Baru akan beralih ke “pengaturan merah” di bawah kerangka perlindungan Covid-19, dengan menekankan setiap warga lebih sering memakai masker.

Pengaturan perhotelan dalam ruangan seperti bar, restoran, dan acara seperti pernikahan juga akan dibatasi hingga 100 orang.

Batas tamu akan diturunkan menjadi 25 orang jika venue tidak menggunakan tiket vaksin.

"Pernikahan saya tidak akan berlangsung," kata Arden kepada wartawan, sebagaimana diberitakan Reuters, Minggu (23/1/2022).

Baca juga: Pasca-Tsunami Tonga, Terjadi Gelombang Pasang Kuat di Far North Selandia Baru

Dia menyampaikan rasa penyesalan juga kepada masyarakat Selandia Baru lainnya yang mungkin terjebak dalam skenario serupa, yakni terpaksa menunda pernikahan akibat penerapan kebijakan baru pembatasan Covid-19.

Ardern memang belum mengungkapkan tanggal pernikahannya, tetapi dikabarkan sudah dekat.

Ditanya oleh wartawan bagaimana perasaannya tentang pembatalan pernikahannya, Ardern menjawab, "Begitulah hidup".

"Saya tidak berbeda dengan ribuan warga Selandia Baru lainnya yang malah mungkin menerima dampak yang jauh lebih dahsyat akibat pandemi Covid-19. Momen yang paling menyedihkan sekarang adalah ketidakmampuan untuk bersama orang-orang yang dicintai karena mereka sedang sakit parah. Itu akan jauh, jauh melebihi kesedihan yang saya alami," tambahnya.

Perbatasan Selandia Baru sendiri telah ditutup untuk orang asing sejak Maret 2020.

Pemerintah menunda rencana pembukaan kembali secara bertahap dari pertengahan Januari hingga akhir Februari 2022 karena kekhawatiran tentang potensi wabah Omicron seperti di negara tetangga Australia.

Baca juga: Selandia Baru dan Tonga Waspada Tsunami karena Letusan Gunung Berapi Bawah Laut

Orang yang dapat melakukan perjalanan ke Selandia Baru dengan pengecualian yang sempit harus mengajukan permohonan untuk tinggal di fasilitas karantina yang dikelola negara.

Pemerintah Selandia Baru pekan lalu berhenti mengeluarkan slot baru di tengah lonjakan jumlah orang yang datang dengan Omicron.

Sekitar 94 persen populasi Selandia Baru di atas usia 12 tahun telah divaksinasi lengkap dan sekitar 56 persen dari mereka yang memenuhi syarat telah mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com