Dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/1/2022), para peneliti mengatakan bahwa orang tua yang menjadi panutan waktu layar rekreasi yang sehat akan mendorong kebiasaan sehat pada anak-anak
Baca juga: Serangga Masuk ke Telinga DJ Singapura, Butuh 5 Jam untuk Mengeluarkan
Namun, setengah dari orang tua yang disurvei mengatakan bahwa mereka hanya sesekali membatasi penggunaan layar saat menghabiskan waktu bersama anak-anak, sementara 1 persen mengatakan tidak pernah melakukannya.
“Temuan tersebut mencerminkan pola gaya hidup khas kaum urban termasuk warga Singapura," kata konsultan KKH Dr Benny Loo, yang juga memimpin kelompok kerja untuk pedoman tersebut.
Dia menyebut, para orang tua yang kekurangan waktu tidak memberikan penekanan yang cukup pada kegiatan untuk anak-anak dan sangat bergantung pada perangkat elektronik untuk kegiatan anak-anak dan bahkan pengasuhan anak.
Sementara, dia mengatakan, pandemi Covid-19 telah memperburuk situasi sekarang ini.
"Anak-anak kecil kami lebih banyak di rumah, memiliki lebih sedikit interaksi sosial dan aktivitas fisik, menggunakan perangkat elektronik untuk waktu yang lebih lama, dan kurang tidur," kata dia.
Pedoman yang dikeluarkan KKH juga mencakup durasi aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk anak-anak.
Baca juga: Tembus 600 Kasus, Pasien Omicron di Singapura Belum Ada yang Parah
Di mana, balita dan anak-anak pra-sekolah setidaknyanya membutuhkan waktu 180 menit aktivitas fisik dengan bermain di luar ruangan setiap hari.
Sementara, bayi membutuhkan 30 menit "tummy time". Di mana, bayi perlu dibaringkan tengkurap sebagai suatu bentuk latihan.
Namun, survei menemukan bahwa 40 persen balita dan anak pra-sekolah rata-rata hanya melakukan aktivitas fisik selama 90 menit, sementara 40 persen bayi hanya diberi waktu tummy time atau permainan lantai selama 15 menit.
Pedoman tersebut juga menyarankan untuk menghindari waktu layar 30 menit sebelum tidur, dan menetapkan durasi tidur yang direkomendasikan untuk berbagai kelompok usia.
Survei menunjukkan bayi berusia 0-3 bulan memiliki proporsi terbesar yang tidak cukup tidur, dengan 35 persen tidur selama 8-11 jam setiap hari, bukan setidaknya 14 jam seperti yang direkomendasikan.
Kebiasaan makan dan pola makan juga tercakup dalam pedoman, yang dikembangkan berdasarkan studi lokal dan global dan praktik terbaik serta survei.
KKH mengatakan ini adalah pedoman kegiatan terpadu pertama untuk anak usia dini di Singapura. Ini adalah bagian dari seri IPRAMHO yang juga memuat pedoman untuk anak-anak dan remaja berusia 7-18 tahun, yang dirilis pada 2020.
IPRAMHO merupakan salah satu program utama lembaga penelitian kesehatan ibu dan anak di KKH yang dicanangkan tahun lalu.
Baca juga: Piala AFF, Media Singapura Patah Hati Timnasnya Kalah Tragis dari Indonesia
"Bukti yang muncul selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa aktivitas fisik, perilaku menetap dan tidur untuk anak kecil terkait erat," kata konsultan senior Profesor Tan Kok Hian, peneliti utama dari kelompok penelitian.
Perilaku makan dan asupan kalori juga terkait, dan bersama-sama, hal itu dianggap memiliki dampak signifikan pada hasil kesehatan anak.
“Kami sedang meletakkan dasar untuk transformasi kesehatan bangsa kita untuk generasi yang akan datang,” kata Prof Tan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.