Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Taiwan Jika China Benar-benar Menyerang

Kompas.com - 20/01/2022, 22:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Namun, PLA memiliki sarana untuk menahan dan menunda kedatangan pasukan AS cukup lama untuk menyelesaikan pendudukannya di Taiwan.

Jadi, menurut ODC, adalah tanggung jawab militer Taiwan untuk menahan kekuatan invasi China selama mungkin hingga bantuan datang.

Sistem persenjataan asimetris seperti ranjau laut, pesawat nirawak (UAV), dan instalasi pertahanan rudal pantai sangat penting untuk upaya tersebut.

Baca juga: Jet F-16 Taiwan Jatuh ke Laut, Pelatihan Tempur Ditangguhkan

Strategi ini telah diimplementasikan melalui reformasi militer terbaru yang memberdayakan para komandan regional untuk membuat keputusan yang penting mengenai pergerakan pasukan dan penyebaran dengan cara yang terdesentralisasi.

Lee Hsi-ming menekankan bahwa Taiwan “akan menghargai bantuan apa pun dari Washington” dan bahwa dukungan militer AS yang berkelanjutan merupakan bagian integral dari keamanan Taiwan.

Namun, prinsip inti rencana pertahanan tersebut dirancang untuk independen jika terjadi skenario terburuk yakni tidak ada bantuan militer AS.

“Militer Taiwan tidak akan berasumsi bahwa AS akan mengorbankan nyawa orang Amerika untuk mempertahankan pulau itu,” tulisnya dalam artikel yang diterbitkan oleh The Diplomat.

Jika China menyerang, pasukan Taiwan akan berusaha untuk merusak pasukan penyerang di zona pesisir dengan sangat parah.

Baca juga: Persiapan Invasi China, Taiwan Gelar Latihan Perang Perkotaan

Pasukan Taiwan kemudian akan bergeser untuk mencegah PLA membangun tempat berpijak di pulau tersebut.

Jika PLA berhasil mendapat pijakan di sana, maka tidak hanya tentara, penduduk sipil akan dimobilisasi untuk bergerilya besar-besaran mencegah tentara China maju.

Pada saat itu, setiap warga negara Taiwan akan direkrut sebagai milisi yang bisa meningkat menjadi perang kota besar-besaran.

Seperti yang dikatakan Lee Hsi-ming, “Adalah tanggung jawab rakyat Taiwan untuk memutuskan nasib mereka dan memperjuangkan eksistensi mereka.”

Baca juga: Presiden Taiwan Peringatkan China: Militer Bukan Jawaban atas Konflik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com