Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik China-Taiwan Kembali Panas, Seimbangkah Kekuatan Militer Keduanya?

Kompas.com - 13/01/2022, 22:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Hubungan antara China dan Taiwan semakin panas, dengan tahun lalu jumlah pesawat tempur China yang dikirim ke zona pertahanan udara Taiwan menembus rekor.

Inti dari konflik ini adalah masalah reunifikasi.

Baca juga: Puing-puing F-16 Jet Tercanggih Taiwan Ditemukan di Laut, Pilotnya Belum

Presiden China Xi Jinping mengatakan, penyatuan kembali dengan Taiwan harus dipenuhi dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai hal ini.

China melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri di mana pada akhirnya akan menjadi bagian dari China lagi.

Namun, Taiwan melihat dirinya sebagai negara merdeka, dengan konstitusinya sendiri dan para pemimpin yang dipilih secara demokratis.

Baca juga: Taiwan Siapkan 1 Miliar Dollar untuk Bantu Lituania Hadapi Cina

Di mana Taiwan?

Taiwan adalah sebuah pulau, kira-kira 160 kilometer (km) dari pantai tenggara China.

Taiwan berada di apa yang disebut rantai pulau pertama, yang masuk daftar wilayah sahabat Amerika Serikat (AS) yang penting bagi kebijakan luar negeri AS.

Beberapa pakar militer dari Barat menganalisis, jika China mengambil alih Taiwan, maka akan lebih bebas untuk memproyeksikan kekuatan di kawasan Pasifik barat dan bahkan mungkin mengancam pangkalan militer AS terluar di Guam dan Hawaii.

Tetapi China bersikeras bahwa niatnya murni damai.

Baca juga: Jet F-16 Taiwan Jatuh ke Laut, Pelatihan Tempur Ditangguhkan

Mengapa Taiwan terpisah dari China?

Perpecahan antara keduanya terjadi setelah Perang Dunia II, ketika ada pertempuran di daratan China antara pasukan pemerintah nasionalis dan Partai Komunis China.

Komunis menang pada 1949, dan pemimpin mereka, Mao Zedong, mengambil kendali di Beijing.

Sementara itu, partai nasionalis - yang dikenal sebagai Kuomintang - melarikan diri ke Taiwan di dekatnya.

Baca juga: Kehabisan Stok dari AS, McDonalds Taiwan Setop Jual Kentang Goreng Sementara

Kuomintang telah menjadi salah satu partai politik paling terkemuka di Taiwan sejak itu - memerintah pulau itu untuk sebagian besar sejarahnya.

Saat ini, hanya 13 negara (ditambah Vatikan) yang mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.

China memberikan tekanan diplomatik yang cukup besar pada negara-negara lain untuk tidak mengakui Taiwan, atau untuk melakukan apa pun yang menyiratkan pengakuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com