Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Diambang Perangan karena Konflik Rusia-Ukraina

Kompas.com - 18/01/2022, 20:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BRUSSEL, KOMPAS.com - "Eropa sekarang semakin dekat dengan perang sejak pecahnya bekas Yugoslavia," menurut peringatan yang gamblang dari diplomat senior Uni Eropa (UE).

Berbicara secara tertutup kepada jurnalis BBC, peringatan itu disampaikan terkait ketegangan saat ini dengan Moskwa, dengan pembangunan militer besar-besaran di perbatasan Ukraina.

Baca juga: Serangan Siber Besar-besaran Ukraina Hanyalah Tirai dari Tindakan yang Lebih Destruktif

Suasana di Brussel gelisah. Ada ketakutan nyata bahwa Eropa bisa menuju krisis keamanan terburuk dalam beberapa dekade.

Tetapi kecemasan tidak sepenuhnya terfokus pada prospek perang darat yang panjang dan berlarut-larut dengan Rusia terkait Ukraina.

Hanya sedikit orang di Brussel yang percaya bahwa Moskwa memiliki kekuatan militer, apalagi uang, atau dukungan rakyat di negaranya untuk perang itu.

UE memperingatkan Kremlin tentang "konsekuensi ekstrem" jika mengambil tindakan militer di negara tetangga Ukraina. Menteri Luar Negeri baru Jerman Annalena Baerbock berada di Kiev dan Moskwa mengatakan hal itu Senin (17/1/2022).

Swedia memindahkan ratusan tentara selama akhir pekan ke pulau Gotland yang strategis dan penting, yang terletak di Laut Baltik. Sementara Denmark memperkuat kehadirannya di kawasan itu beberapa hari sebelumnya.

Ketegangan yang meningkat juga telah memicu kembali perdebatan di Finlandia dan Swedia, apakah mereka sekarang harus bergabung dengan NATO.

Baca juga: Menlu Kanada Akan Kunjungi Ukraina, Bertekad untuk Cegah Agresi Rusia

Usaha memecah belah

Tetapi kekhawatiran menyeluruh di Barat - Washington, NATO, Inggris, dan Uni Eropa - tidak hanya kemungkinan perang konvensional atas Ukraina, tapi lebih jauh lagi. Yakni bahwa Moskwa berusaha memecah belah dan mengacaukan Eropa, mengguncang keseimbangan kekuatan benua sesuai keinginan Kremlin.

Melansir BBC, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan kepada tahun lalu bahwa Barat perlu "bangun dari tidur geopolitiknya" mengenai niat Moskwa.

Rekan-rekan negara Uni Eropa akan mengatakan bahwa mereka sekarang telah sadar dan mencium isyarat yang sangat kuat.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam hal kebijakan luar negeri, para pemimpin Uni Eropa masih jauh dari bersepakat untuk menentukan tindakan yang harus diambil.

Moskwa menyangkal merencanakan invasi militer, meskipun pasukan besar-besaran di perbatasan dengan Ukraina. Tapi Rusia telah mengeluarkan daftar tuntutan keamanan ke NATO. Isinya dengan lantang menyalahkan aliansi tersebut karena "merusak keamanan regional".

Vladimir Putin menegaskan, antara lain, menuntut NATO melarang Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya menjadi anggota organisasi tersebut.

Baca juga: Rusia Tak Ingin Menyerang Ukraina? Ini Fakta di Lapangan yang Diungkap Ukraina

NATO dengan tegas menolak tuntutan tersebut. Tiga pertemuan puncak yang diadakan selama sekitar seminggu terakhir, antara Rusia dan sekutu Barat, pun gagal menemukan banyak kesepahaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com