Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tak Ingin Menyerang Ukraina? Ini Fakta di Lapangan yang Diungkap Ukraina

Kompas.com - 15/01/2022, 06:20 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Fakta di balik klaim Rusia tidak memiliki rencana menyerang Ukraina

Kuleba menanggapi pernyataan pejabat Rusia yang menyampaikan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina lagi.

Dia menyebut, pernyataan itu adalah pernyataan yang menyesatkan.

"Pernyataan pejabat Rusia bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina lagi tidak boleh menyesatkan masyarakat internasional," jelas Kuleba.

Pasalnya, fakta berbicara sendiri bahwa Rusia nyatanya terus memperkuat armada pasukan, tank, sistem artileri, unit udara dan angkatan laut di sepanjang perbatasan Ukraina dan di wilayah yang diduduki sementara Ukraina.

Dia menyebut, 54 batalyon kelompok taktis telah dikerahkan di dekat wilayah Ukraina.

Ini berarti lebih dari 106.000 tentara reguler terlatih, 1.500 tank, 3.600 kendaraan tempur lapis baja, dan 1.900 artileri siap meluncurkan operasi militer besar-besaran.

"Rusia mampu menempatkan lebih banyak pasukan dalam waktu yang sangat singkat atau secara harfiah dalam beberapa hari," kata Kuleba.

Belum lagi, pada Rabu (12/1/2022), menurut dia, Rusia telah kedapatan memutuskan untuk melakukan latihan militer lain di perbatasan Ukraina dengan sekitar 3000 prajurit berpartisipasi.

Baca juga: Pembicaraan AS-Rusia Buntu, Moskwa Langsung Gelar Latihan Militer Dekat Ukraina

"Yang sangat memprihatinkan adalah laporan bahwa Rusia juga membawa lebih dekat helikopter serangnya," jelas dia.

Kuleba berharap, AS, NATO, dan UE harus berusaha keras untuk memastikan bahwa Rusia mengurangi situasi atau ketegangan di sepanjang perbatasan, di bagian Donbas yang diduduki, dan termasuk di Crime.

Konsekuensi dari invasi baru Rusia ke Ukraina akan menghancurkan Eropa.

Ada kebutuhan penting untuk tindakan tegas untuk menghindari skenario terburuk.

"Komunitas internasional perlu mempercepat pekerjaan dalam menyiapkan paket tindakan yang komprehensif untuk mencegah Rusia dari agresi lebih lanjut. Ini termasuk tindakan politik, sanksi ekonomi yang sangat efektif terhadap Rusia, dan transfer peralatan militer defensif ke Angkatan Bersenjata Ukraina," kata dia.

Di jalur lain, Ukraina, Perancis, dan Jerman akan melanjutkan keterlibatan dengan Rusia untuk menghidupkan kembali dialog yang bermakna dalam Format Normandia dan Grup Kontak Trilateral.

"Kami siap untuk berdiskusi dengan Rusia semua masalah yang berkaitan dengan penyelesaian damai konflik baik di tingkat empat negara atau di tingkat bilateral, termasuk di tingkat presiden," terang Kuleba.

Baca juga: AS-Rusia Membuka Perundingan Panas tentang Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com