Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pelecehan Seksual Pangeran Andrew Dibawa ke Pengadilan, Ini Skenario Selanjutnya

Kompas.com - 13/01/2022, 15:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Pangeran Andrew dari Inggris kini dihadapkan pada pilihan yang sama-sama sulit, apakah harus menyelesaikan kasus pelecehan seksual di luar pengadilan dengan penuduh, atau menghadapinya di meja hijau.

Hakim New York Lewis Kaplan pada Rabu (12/1/2022) memutuskan, gugatan perdata Virginia Giuffre terhadap Pangeran Andrew dapat dilanjutkan.

Dikutip dari AFP, berikut adalah kemungkinan langkah selanjutnya dalam kasus yang mengguncang Kerajaan Inggris ini.

Baca juga: Pangeran Andrew Terjerat Kasus Pelecehan Seksual Gadis 17 Tahun di New York

1. Bisakah Pangeran Andrew mengajukan banding?

Ya. Pengacaranya dapat meminta Pengadilan Banding Sirkuit Kedua untuk membatalkan keputusan Kaplan.

Jika itu gagal maka secara teoritis mereka dapat membawa kasus ini ke Mahkamah Agung AS, tetapi para analis hukum ragu apakah hakim akan mendengarkannya.

Banding akan menunda proses peradilan. Waktu pengajuan bukti semakin dekat dan itu dapat memberi Pangeran Andrew lebih banyak waktu.

2. Tanggal-tanggal penting selanjutnya

Batas waktu 14 Januari telah ditetapkan bagi para pihak untuk mengajukan "surat rogatory", yang merupakan permintaan resmi bantuan dari pengadilan di satu negara ke pengadilan lain di negara asing.

Surat-surat itu biasanya diajukan untuk mendapatkan bukti dari seorang saksi.

Foto pada 27 Agustus 2019 menampilkan Virginia Giuffre (38), penggugat Pangeran Andrew yang dia tuduh melakukan pelecehan seksual padanya saat berusia 17 tahun. Giuffre dulu adalah budak seks Jeffrey Epstein.AP PHOTO/BEBETO MATTHEWS Foto pada 27 Agustus 2019 menampilkan Virginia Giuffre (38), penggugat Pangeran Andrew yang dia tuduh melakukan pelecehan seksual padanya saat berusia 17 tahun. Giuffre dulu adalah budak seks Jeffrey Epstein.
Pengacara Giuffre, David Boies, pada November mengatakan, kesaksian akan diminta dari dua orang yang tidak disebutkan namanya di Inggris. Kaplan ingin tahu siapa semua saksi itu pada pertengahan Juni.

Dia mengatakan kepada kedua pihak untuk menyelesaikan temuan-temuan sebelum 14 Juli. Temuan yang dimaksud adalah pertukaran informasi yang akan disajikan di persidangan, termasuk e-mail dan pesan teks, juga deposisi di bawah sumpah.

Baca juga: Profil Ghislaine Maxwell, Perempuan di Balik Skandal Perdagangan Seks yang Mengguncang AS

3. Apakah Andrew harus memberikan bukti?

Begitu dideposisi, Pangeran Andrew harus duduk dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pengacara Giuffre. Itu kemungkinan besar akan terjadi di Inggris.

"Ini dalam pengaturan yang lebih informal daripada ruang sidang tetapi bisa sangat lama, memakan waktu berjam-jam, dan bisa agresif," kata mantan jaksa Bennett Gershman kepada AFP.

Jawaban Pangeran Andrew akan diajukan sebagai bukti jika terjadi persidangan juri, untuk menyelesaikan klaim Giuffre atas ganti rugi yang tidak ditentukan.

Jika Pangeran Andrew berbohong selama deposisi maka dia bisa dikenai tuduhan sumpah palsu di kemudian hari.

4. Bagaimana Pangeran Andrew bisa keluar dari kesaksian?

Jika para pihak mencapai kesepakatan sebelum deposisi berlangsung maka kasusnya selesai dan Pangeran Andrew tidak perlu menjawab pertanyaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com