NEW YORK, KOMPAS.com - Pangeran Andrew dari Inggris kini dihadapkan pada pilihan yang sama-sama sulit, apakah harus menyelesaikan kasus pelecehan seksual di luar pengadilan dengan penuduh, atau menghadapinya di meja hijau.
Hakim New York Lewis Kaplan pada Rabu (12/1/2022) memutuskan, gugatan perdata Virginia Giuffre terhadap Pangeran Andrew dapat dilanjutkan.
Dikutip dari AFP, berikut adalah kemungkinan langkah selanjutnya dalam kasus yang mengguncang Kerajaan Inggris ini.
Baca juga: Pangeran Andrew Terjerat Kasus Pelecehan Seksual Gadis 17 Tahun di New York
Ya. Pengacaranya dapat meminta Pengadilan Banding Sirkuit Kedua untuk membatalkan keputusan Kaplan.
Jika itu gagal maka secara teoritis mereka dapat membawa kasus ini ke Mahkamah Agung AS, tetapi para analis hukum ragu apakah hakim akan mendengarkannya.
Banding akan menunda proses peradilan. Waktu pengajuan bukti semakin dekat dan itu dapat memberi Pangeran Andrew lebih banyak waktu.
Batas waktu 14 Januari telah ditetapkan bagi para pihak untuk mengajukan "surat rogatory", yang merupakan permintaan resmi bantuan dari pengadilan di satu negara ke pengadilan lain di negara asing.
Surat-surat itu biasanya diajukan untuk mendapatkan bukti dari seorang saksi.
Dia mengatakan kepada kedua pihak untuk menyelesaikan temuan-temuan sebelum 14 Juli. Temuan yang dimaksud adalah pertukaran informasi yang akan disajikan di persidangan, termasuk e-mail dan pesan teks, juga deposisi di bawah sumpah.
Baca juga: Profil Ghislaine Maxwell, Perempuan di Balik Skandal Perdagangan Seks yang Mengguncang AS
Begitu dideposisi, Pangeran Andrew harus duduk dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pengacara Giuffre. Itu kemungkinan besar akan terjadi di Inggris.
"Ini dalam pengaturan yang lebih informal daripada ruang sidang tetapi bisa sangat lama, memakan waktu berjam-jam, dan bisa agresif," kata mantan jaksa Bennett Gershman kepada AFP.
Jawaban Pangeran Andrew akan diajukan sebagai bukti jika terjadi persidangan juri, untuk menyelesaikan klaim Giuffre atas ganti rugi yang tidak ditentukan.
Jika Pangeran Andrew berbohong selama deposisi maka dia bisa dikenai tuduhan sumpah palsu di kemudian hari.
Jika para pihak mencapai kesepakatan sebelum deposisi berlangsung maka kasusnya selesai dan Pangeran Andrew tidak perlu menjawab pertanyaan.