Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perintah Duterte: Tangkap Orang-orang Belum Divaksin yang Keluyuran

Kompas.com - 07/01/2022, 22:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (6/1/2022) memerintahkan penangkapan orang-orang belum divaksinasi Covid-19 yang keluyuran.

Pemerintah Filipina memperketat pembatasan di Manila dan beberapa provinsi serta kota minggu ini.

Orang yang belum divaksinasi di ibu kota diperintahkan untuk tetap di rumah, setelah jumlah kasus meningkat tiga kali lipat dalam dua hari terakhir di Manila yang dihuni 13 juta orang.

Baca juga: Presiden Filipina: Kalau Tolak Vaksin Covid-19, Saya Suntik Vaksin Babi

Pejabat kesehatan mengatakan, kasus Covid-19 diproyeksikan meningkat lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang dan akan mencapai puncaknya pada akhir Januari.

"Karena ini keadaan darurat nasional, saya perintahkan menahan mereka (orang-orang yang belum divaksin)", kata Duterte dalam pesan yang direkam sebelumnya.

"Saya sekarang memberi perintah kepada (kepala desa) untuk mencari orang-orang yang belum divaksinasi dan meminta mereka atau perintahkan saja, jika boleh, untuk tetap di rumah," lanjutnya dikutip dari AFP.

"Dan kalau dia menolak dan keluar rumah dan keluyuran di masyarakat atau mungkin di mana-mana, dia bisa ditahan. Jika dia menolak maka (pejabat) diberi wewenang untuk menangkap orang-orang bandel itu," tambahnya.

Vaksinasi virus corona bersifat sukarela di Filipina, negara berpenduduk lebih dari 100 juta orang. Belum sampai setengah populasi sejauh ini yang sudah divaksinasi dosis penuh.

Duterte mengaku terkejut dengan banyaknya orang Filipina yang belum divaksinasi Covd-19.

"Jika Anda tidak mendapatkan vaksin, Anda membahayakan semua orang," katanya, dengan virus "berderap di komunitas kami, di negara kami dan di dunia".

Baca juga: Presiden Filipina Duterte Akan Mundur, Ini Kandidat Terpopuler Calon Penggantinya

Covid-19 Filipina melonjak menjadi lebih dari 17.000 kasus pada Kamis, meningkat tiga kali lipat lebih dari angka Selasa (4/1/2022), menurut data Kementerian Kesehatan.

Covid-19 di Filipina telah menginfeksi 2,9 juta orang, dan hampir 52.000 di antaranya meninggal.

Pemerintah Filipina melonggarkan lockdown pada Oktober tahun lalu, setelah infeksi virus corona yang didorong oleh varian Delta memuncak, untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul.

Kasus baru berkurang menjadi beberapa ratus per hari sebelum Natal, tetapi meningkat lagi ketika orang-orang berkumpul untuk liburan.

Pakar kesehatan mengatakan, kasus-kasus baru virus corona Filipina didorong oleh varian Omicron yang sangat menular.

Di bawah pembatasan yang lebih ketat, yang berlaku hingga pertengahan Januari, warga yang belum divaksinasi harus tetap di rumah kecuali untuk membeli kebutuhan pokok atau berolahraga.

Restoran, taman, gereja, dan salon kecantikan akan beroperasi pada kapasitas yang lebih rendah, sementara kelas tatap muka dan olahraga kontak fisik ditangguhkan.

Baca juga: Usul Duterte bagi Warga Filipina yang Tak Mau Divaksin: Suntik Mereka Saat Tidur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com