NEW DELHI, KOMPAS.com - Polisi India menangkap seorang pria berusia 20 tahun yang diduga membuat aplikasi online yang membagikan foto-foto perempuan Muslim untuk "dilelang".
Nama aplikasinya adalah Bulli Bai, yakni istilah hinaan untuk menggambarkan perempuan Muslim, yang membagikan puluhan foto perempuan tanpa persetujuan mereka sebelum akhirnya dihapus.
Aplikasi dibuat dengan platform Github yang berbasis open source.
Baca juga: 125 Penumpang Pesawat di India dari Italia Positif Covid-19
KPS Malhotra, seorang pejabat polisi di ibu kota New Delhi, mengatakan timnya telah menangkap seorang mahasiswa teknik berusia 20 tahun dari Jorhat di Negara Bagian Assam.
Ia ditangkap setelah penyelidikan yang melibatkan Tim Tanggap Darurat Komputer.
"Dia adalah orang yang membuat aplikasi Bulli Bai di Github. Dia juga membuat akun Twitter @bullibai_ dan akun lainnya," kata Malhotra.
Polisi Mumbai secara terpisah juga menangkap dua mahasiswa teknik berusia 21 tahun dan seorang perempuan berusia 18 tahun yang diduga memiliki kaitan dengan pembuatan aplikasi tersebut.
Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Melanda India, Kasus Baru Berlipat Ganda dalam 4 Hari
Polisi Mumbai mengatakan aplikasi itu tidak melakukan jual beli atau pelelangan perempuan dalam arti sebenarnya, tapi mereka akan tetap menyelidiki jika aplikasi ini bagian dari konspirasi yang lebih besar.
Beberapa jurnalis Muslim India menjadi sasaran aplikasi tersebut, termasuk Ismat Ara, yang di akun sosial medianya mengatakan aplikasi itu "dirancang untuk menghina perempuan Muslim.
"Setelah penangkapan hari ini oleh @DelhiPolice, saya berharap pelaku di balik pelecehan terhadap perempuan Muslim ini, termasuk jurnalis seperti saya, pada akhirnya akan ditangkap dan dihukum," kata Ismat di akun Twitter miliknya, Jumat (7/1/2021).
Di India, umat muslim berjumlah sekitar 14 persen dari 1,3 miliar orang penduduknya
Beberapa dari kalangan umat Muslim pernah berselisih dengan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi dan kelompok sayap kanan Hindu, pemicunya adalah undang-undang kewarganegaraan 2019 yang kontroversial dan berakhir dengan unjuk rasa besar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.