Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Akui Korut Alami Masalah Pangan dalam Pidato Akhir Tahunnya

Kompas.com - 02/01/2022, 06:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sekali lagi mengakui ada "masalah pangan" di negaranya.

Ini disampaikan dalam pidatonya, yang sekaligus mengakhiri pertemuan penting Partai Pekerja Korea yang digelar selama lima hari.

Dilansir CNN, pidato akhir tahun, yang dirangkum outlet media pemerintah KCNA pada Sabtu (31/12/2021), membuat referensi singkat untuk "pekerjaan pencegahan epidemi darurat."

Baca juga: Korea Utara 2022, Kim Jong Un Bicara Soal Makanan Bukan Nuklir

Korea Utara sejauh ini dinilai "diam" selama pandemi, dan belum mengakui satu pun kasus domestik Covid-19.

Mayoritas pidato Kim berfokus pada kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di negara itu.

Dia juga memuji kemajuan militer yang dicapai selama tahun kesepuluh berkuasa, tetapi tidak menyebutkan secara spesifik tentang Korea Selatan atau AS.

Kim hanya menyebut referensi singkat tentang arah kebijakan untuk hubungan antar Korea dan urusan eksternal.

Baca juga: Utusan Lama China Pergi, Kim Jong Un Singgung Masa Kejayaan Baru Hubungan Dua Negara

Dia juga tidak merinci tingkat kelangkaan pangan.

Di sisi lain, Organisasi Pangan Dunia memperingatkan adanya kekurangan parah di negara itu pada tahun 2021, termasuk kekurangan ratusan ribu ton beras.

Masalah ini diperparah banjir besar di beberapa daerah penghasil beras paling subur di negara itu.

Ini bukan pertama kalinya Kim mengakui situasi pangan di negara itu selama 12 bulan terakhir.

Pada bulan April, KCNA melaporkan Kim mendesak orang-orang untuk melakukan "Pawai yang Sulit," saat berpidato di pertemuan politik tingkat atas.

Baca juga: Korea Utara Diduga Tutupi Jumlah Eksekusi Publik di Era Kim Jong Un

Istilah ini mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan di awal 1990-an, ketika ekonomi Korea Utara merosot tajam menyusul runtuhnya Uni Soviet, yang mengakhiri aliran bantuan ke negara itu.

Ratusan ribu orang, atau sebanyak 10 persen dari populasi negara itu, diperkirakan mati kelaparan pada periode ini.

Pada bulan Juni 2021, Kim mengakui bahwa negara itu menghadapi "situasi pangan yang tegang" karena topan dan banjir tahun 2020.

Ini tak jauh berbeda dengan pidato Kim pada hari Sabtu, dimana Kim membuat pengakuan tentang "kondisi yang tidak menguntungkan tahun ini".

Baca juga: Korea Utara Diduga Tutupi Jumlah Eksekusi Publik di Era Kim Jong Un

Kim juga mengungkap keinginannya untuk "meningkatkan produksi pertanian dan sepenuhnya memecahkan masalah pangan negara."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com