PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara disebut menindak warganya yang memakai jaket kulit, karena dianggap meniru Kim Jong Un.
Sejak Kim tampil dengan jaket kulitnya dua tahun lalu, sumber internal mengungkapkan fesyen itu langsung melejit dan disukai warga.
Dalam beberapa bulan terakhir, adik sekaligus orang kepercayaan Kim, Kim Yo Jong, juga mengenakan pakaian yang sama dengannya kakaknya.
Baca juga: Korea Utara Haramkan Warganya Baca Berita Musuh yang Dieksekusi Kim Jong Un
Kini, Daily Star melaporkan otoritas Korea Utara mulai melakukan penindakan terhadap orang yang menjual jaket kulit.
Seorang warga di Pyongsong, sebelah utara ibu kota Pyongyang, menuturkan permintaan pakaian itu mulai meningkat.
Kepada Radio Free Asia, si warga mengatakan banyak petinggi perempuan, termasuk Kim Yo Jong, sering terlihat memakainya.
Diwartakan Daily Mirror Kamis (25/11/2021), sumber tersebut mengatakan jaket itu kini menjadi simbol wanita yang berkuasa.
"Karena mantel kulit diasosiasikan sebagai simbol kekuasaan, penyedia pakaian mulai meminta impor kulit sintetis sejak September tahun ini," kata dia.
Para pedagang disebut membuat desainnya seperti yang dikenakan oleh Kim Jong Un dan pejabatnya, dan laku di pasaran.
Baca juga: Kim Jong Un Muncul Lagi ke Publik Setelah 35 Hari Tak Ada Kabar
Tetapi, dampak dari penjualan tersebut memantik otoritas setempat untuk menindak baik dari pedagang maupun penyedia kulitnya.
"Pemerintah lokal menyatakan, fesyen yang sedang berlaku sekarang seperti menantang wewenang Pemimpin Tertinggi," jelas si warga.
Berkebalikan dari mantel parit panjang, jaket kulit sebenarnya sudah dipakai di Korea Utara sejak medio 2000-an.
Maraknya gaya itu dipopulerkan oleh film-film dari Korea Selatan yang diselundupkan secara ilegal ke seluruh wilayah.
Baca juga: Kim Jong Un Kembali Bikin Khawatir Setelah Tak Kelihatan Selama Sebulan
Warga lain yang berasal dari Provinsi Pyongan Utara menambahkan, jaket itu ada yang diproduksi lokal, ada yang diimpor dari China.
Sumber itu menceritakan, para pedagang yang kaya bisa memasok bahan baku mereka dengan meminta bantuan perusahaan perdagangan milik negara.
Meski perbatasan dengan China ditutup sejak Januari 2020, perusahaan dagang itu melakukan "penyelundupan resmi" sejak April tahun ini.
Dokumen bea cukai China yang dilihat Free Asia Radio menunjukkan, puluhan meter kulit diekspor ke Korea Utara November ini.
Baca juga: Artileri Korea Utara Gelar Lomba Menembak Tanpa Disaksikan Kim Jong Un
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.