Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ingin Warganya Tiru Kim Jong Un, Korea Utara Larang Jaket Kulit

Kompas.com - 25/11/2021, 19:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Star

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara disebut menindak warganya yang memakai jaket kulit, karena dianggap meniru Kim Jong Un.

Sejak Kim tampil dengan jaket kulitnya dua tahun lalu, sumber internal mengungkapkan fesyen itu langsung melejit dan disukai warga.

Dalam beberapa bulan terakhir, adik sekaligus orang kepercayaan Kim, Kim Yo Jong, juga mengenakan pakaian yang sama dengannya kakaknya.

Baca juga: Korea Utara Haramkan Warganya Baca Berita Musuh yang Dieksekusi Kim Jong Un

Kini, Daily Star melaporkan otoritas Korea Utara mulai melakukan penindakan terhadap orang yang menjual jaket kulit.

Seorang warga di Pyongsong, sebelah utara ibu kota Pyongyang, menuturkan permintaan pakaian itu mulai meningkat.

Kepada Radio Free Asia, si warga mengatakan banyak petinggi perempuan, termasuk Kim Yo Jong, sering terlihat memakainya.

Diwartakan Daily Mirror Kamis (25/11/2021), sumber tersebut mengatakan jaket itu kini menjadi simbol wanita yang berkuasa.

"Karena mantel kulit diasosiasikan sebagai simbol kekuasaan, penyedia pakaian mulai meminta impor kulit sintetis sejak September tahun ini," kata dia.

Para pedagang disebut membuat desainnya seperti yang dikenakan oleh Kim Jong Un dan pejabatnya, dan laku di pasaran.

Baca juga: Kim Jong Un Muncul Lagi ke Publik Setelah 35 Hari Tak Ada Kabar

Tetapi, dampak dari penjualan tersebut memantik otoritas setempat untuk menindak baik dari pedagang maupun penyedia kulitnya.

"Pemerintah lokal menyatakan, fesyen yang sedang berlaku sekarang seperti menantang wewenang Pemimpin Tertinggi," jelas si warga.

Berkebalikan dari mantel parit panjang, jaket kulit sebenarnya sudah dipakai di Korea Utara sejak medio 2000-an.

Maraknya gaya itu dipopulerkan oleh film-film dari Korea Selatan yang diselundupkan secara ilegal ke seluruh wilayah.

Baca juga: Kim Jong Un Kembali Bikin Khawatir Setelah Tak Kelihatan Selama Sebulan

Warga lain yang berasal dari Provinsi Pyongan Utara menambahkan, jaket itu ada yang diproduksi lokal, ada yang diimpor dari China.

Sumber itu menceritakan, para pedagang yang kaya bisa memasok bahan baku mereka dengan meminta bantuan perusahaan perdagangan milik negara.

Meski perbatasan dengan China ditutup sejak Januari 2020, perusahaan dagang itu melakukan "penyelundupan resmi" sejak April tahun ini.

Dokumen bea cukai China yang dilihat Free Asia Radio menunjukkan, puluhan meter kulit diekspor ke Korea Utara November ini.

Baca juga: Artileri Korea Utara Gelar Lomba Menembak Tanpa Disaksikan Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com