Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato Berapi-Api Dirjen WHO Tekankan Keyakinan Covid-19 Bisa Berakhir

Kompas.com - 01/01/2022, 19:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

 

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Jumat (31/12/2021) bahwa dia yakin pandemi akan berakhir pada 2022.

Pandemi, menurutnya bisa berakhir, "jika kita mengakhiri ketidakadilan" dan menyebarkan kekayaan vaksin.

Negara-negara juga perlu didesak untuk bekerja sama secara lebih baik dalam memerangi virus corona.

Baca juga: 3 Member BTS Positif Covid-19, Dirjen WHO Beri Semangat

Dilansir The Hill, dalam pidatonya, Tedros mengatakan bahwa semua hal itu harus dilakukan untuk mengakhiri pandemi.

Apalagi, saat ini dunia memasuki tahun ketiga pandemi.

Tetapi, dia juga berpendapat bahwa "nasionalisme sempit" dan "penimbunan vaksin" malah mencegah pandemi berakhir dan menyebabkan munculnya varian omicron yang sangat menular.

"Semakin lama ketidakadilan berlanjut, semakin tinggi risiko virus berkembang dengan cara yang tidak dapat kita cegah atau prediksi," katanya.

"Jika kita mengakhiri ketidakadilan, kita mengakhiri pandemi. Pada gilirannya, kita menyelamatkan nyawa, kita meringankan beban sistem kesehatan dan memberikan kelonggaran kepada petugas kesehatan yang telah bekerja keras tanpa lelah dan berkorban begitu banyak selama dua tahun," tambahnya.

Baca juga: Tanggapan Senyum ARMY Atas Pujian Dirjen WHO untuk Program Vaksinasi Covid-19 Massal

Varian virus omicron, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan bulan lalu, telah menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan kasus global meroket.

Sejauh ini, jumlah total kasus yang tercatat secara global sejak awal pandemi telah mencapai lebih dari 280 juta, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Selain itu, ada lebih banyak akses ke vaksinasi di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, yang mampu membeli suntikan dalam jumlah besar saat pertama kali diluncurkan.

Tingkat vaksinasi lebih tinggi di AS dan Eropa, dengan 67 persen populasi divaksinasi, menurut data PBB dan WHO.

Baca juga: Dirjen WHO Puji Program Vaksinasi Massal Army Indonesia

Di sisi lain, negara-negara berpenghasilan rendah telah melaporkan cakupan vaksinasi sekitar 10 persen.

Karena itu, Tedros juga memperingatkan negara-negara kaya agar tidak mendapat suntikan pendorong di tengah "tsunami kasus" yang didorong varian omicron.

"Sementara beberapa negara sekarang meluncurkan program booster, hanya setengah dari negara anggota WHO yang mampu mencapai target vaksinasi 40 persen dari populasi mereka pada akhir tahun, karena distorsi dalam pasokan global," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com