Kendati demikian, pada 2018, sebuah ulasan menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS hanya berencana untuk membeli delapan LCS yang dilengkapi untuk misi penanggulangan ranjau.
LCS tersebut akan menggantikan 11 kapal penyapu ranjau khusus yang dimiliki Angkatan Laut AS saat ini.
Baca juga: Sri Lanka Berencana Bayar Utang Minyak Iran dengan Teh
Meski demikian, teknologi dan penerapan ranjau tampaknya tidak hanya dimaksimalkan oleh Iran.
Ranjau juga bisa menjadi cara mudah bagi China untuk memperumit situasi di Laut China Selatan, atau bagi Rusia untuk mencoba mengisolasi negara-negara Baltik.
Ranjau masa depan cenderung menjadi lebih mobile dan otonom, mirip dengan ranjau laut Mk 60 CAPTOR (Captured Torpedo) yang digunakan oleh Angkatan Laut AS.
Ranjau depan kemungkinan akan lebih memakan waktu untuk dideteksi dan dinetralkan, yang dapat membuat misi menjadi lebih sulit dan menambah beban pada armada kapal penyapu ranjau Angkatan Laut AS.
Baca juga: Iran Merilis Peta Israel dengan Beberapa Target yang Ditandai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.