Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Australia Dilarang Tinggalkan Israel Hingga Tahun 9999, Ini Alasannya

Kompas.com - 29/12/2021, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber www.rt.com

TEL AVIV, KOMPAS.com – Seorang warga Australia mengaku dilarang meninggalkan Israel dengan alasan apa pun hingga 31 Desember tahun 9999.

Pria bernama Noam Huppert tersebut mengatakan, dia dilarang pergi dari Israel kecuali membayar tunjangan sebesar 2,4 juta dollar AS (Rp 34 miliar) untuk tunjangan akan-anaknya kepada mantan istrinya.

Huppert mengaku kepada News.com.au bahwa dia telah di-lockdown di Israel sejak 2013.

Baca juga: 5.200 Burung Bangau Mati Akibat Flu Burung yang Kembali Mewabah di Israel

Dia juga menuturkan bahwa ada banyak pria asing di sana yang mengalami situasi yang mirip dengannya sebagaimana dilansir RT, Selasa (28/12/2021).

Huppert tiba di Israel pada 2012 untuk berhubungan kembali dengan dua anaknya yang merupakan hasil perkawinannya dengan mantan istrinya.

Kala itu, masing-masing dari anaknya berusia tiga bulan dan lima tahun.

Namun, mantan istri Huppert mengadu ke pengadilan agama setempat, yang menangani masalah-masalah seperti pernikahan, perceraian, hak asuh anak, dan tunjangan anak.

Baca juga: Israel Uji Coba Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Bagaimana Hasilnya?

Setelah itu, pengadilan agama tersebut melarang Huppert keluar Israel atas utang masa depan yang harus dibayarkan untuk anak-anaknya.

Menurut hukum Israel, dalam kasus perceraian, seorang ayah harus memberikan sekitar 1.600 dollar AS (Rp 22 juta) untuk setiap anaknya sampai mereka berusia 18 tahun.

Huppert menuturkan, beberapa pria Australia juga mengalami nasib yang sama dengan dirinya karena menikah dengan wanita Israel lalu bercerai.

Seorang jurnalis independen Inggris, Marianne Azizi, menuturkan bahwa mungkin ada ratusan warga negara Australia di Israel yang dilarang meninggalkan daerah itu.

Baca juga: Israel Akan Gandakan Permukiman Yahudi di Dataran Tinggi Golan

Salah satu negara yang memberi tahu warganya tentang aturan di Israel tersebut adalah Amerika Serikat (AS).

Kementerian Luar Negeri AS memberi tahu warganya bahwa pengadilan Israel memiliki wewenang melarang individu tertentu meninggalkan Israel sampai utang atau klaim hukum lainnya terhadap mereka diselesaikan.

Namun, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) tidak memperingatkan warganya mengenai hal-hal seperti itu di situs web SmartTraveller.

Ketika News.com.au mencoba menangani DFAT tentang masalah ini, kementerian tersebut menolak berkomentar.

Baca juga: Rumah Sakit Israel Mulai Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dosis Keempat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com