Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Pemerintah Inggris Diduga Adakan Pesta Saat Kasus Covid-19 Tinggi, Warga Lapor Polisi

Kompas.com - 05/12/2021, 09:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

LONDON, KOMPAS.com - Partai Buruh oposisi Inggris telah mengajukan keluhan kepada polisi tentang pesta Natal yang diadakan oleh staf Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di kantornya tahun lalu, yang melanggar pembatasan virus corona.

Laporan muncul ketika banyak orang di Inggris dan di tempat lain semakin khawatir tentang pesta meriah dan bersosialisasi selama Natal tahun ini, di tengah penyebaran varian omicron baru.

Baca juga: Misteri Orang Inggris yang Hilang di Pulau Roanoke, Tak Pernah Ditemukan dari 1587

Anggota parlemen dari Partai Buruh menulis kepada Polisi Metropolitan London meminta mereka untuk menyelidiki laporan adanya dua pesta diadakan di Jalan Downing No.10 menjelang Natal tahun lalu.

Padahal saat itu masyarakat dilarang bersosialisasi di dalam ruangan dengan siapa pun yang bukan anggota rumah tangga mereka.

Kepolisian mengatakan pada Sabtu (4/12/2021) bahwa mereka mengetahui "pelaporan luas" tentang "dugaan pelanggaran peraturan perlindungan kesehatan" di sebuah gedung pemerintah November dan Desember lalu.

Dikatakan meskipun tidak secara rutin menyelidiki pelanggaran "retrospektif" terhadap peraturan Covid-19, pihak kepolisian Inggris sedang mempertimbangkan keluhan tersebut.

The Daily Mirror melaporkan pada Selasa (30/11/2021) bahwa tim Johnson mengadakan pesta meriah menjelang Natal lalu, sementara London berada di bawah pembatasan Covid-19 yang ketat.

Dilaporkan juga bahwa Johnson memberikan pidato di pesta perpisahan yang penuh sesak untuk seorang staff senior November lalu, ketika negara itu menerapkan lockdown.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyalakan lampu pohon Natal Downing Street di London, Rabu, 1 Desember 2021. AP PHOTO/FRANK AUGSTEIN Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyalakan lampu pohon Natal Downing Street di London, Rabu, 1 Desember 2021.

Baca juga: Inggris Setujui Obat Covid GSK, Diyakini Ampuh Lawan Varian Omicron

Surat kabar itu mengatakan setiap pesta memiliki 40 atau 50 orang berdesakan di dalam ruangan.

"Jika peristiwa ini benar-benar terjadi, itu menyiratkan bahwa ada satu aturan untuk pemerintah dan aturan lain untuk semua orang," kata anggota parlemen Partai Buruh Barry Gardiner melansir AP pada Sabtu (4/12/2021).

Johnson tidak membantah peristiwa itu terjadi, tetapi mengatakan tidak ada aturan yang dilanggar, meskipun dia tidak merinci saat ditekan.

Pemerintah Inggris minggu ini memperkenalkan kembali kewajiban mengenakan masker di toko-toko dan transportasi umum, setelah menghapus hampir semua pembatasan virus corona dan aturan jarak sosial di musim panas.

Beberapa ilmuwan - termasuk Jenny Harries, kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris - telah memperingatkan bahwa orang tidak boleh bersosialisasi selama liburan mendatang kecuali jika mendesak.

Tetapi Johnson telah menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengubah pedomannya tentang "bagaimana orang harus menjalani hidup mereka," dan mengatakan orang-orang tidak boleh membatalkan acara seperti pesta dan drama Natal sekolah.

Baca juga: Viral: Dokter Inggris Sarankan Tumbuhkan Janggut demi Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com