Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Kompas.com - 22/05/2024, 06:59 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa (21/5/2024) mengatakan, pasukan telah memulai latihan tahap pertama yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin untuk mensimulasikan persiapan peluncuran senjata nuklir taktis.

Para analis nuklir melihat, latihan-latihan tersebut dirancang sebagai sinyal peringatan oleh Putin untuk mencegah Barat terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina.

Negara-negara Barat bagaimanapun telah memberikan senjata dan intelijen kepada Kyiv namun menahan diri untuk tidak mengirimkan pasukan.

Baca juga: Putin Tegaskan Rusia Telah Kirim Senjata Nuklir Taktis ke Belarus, Ini Targetnya

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tahap pertama dari latihan ini melibatkan rudal Iskander dan Kinzhal.

"Latihan ini bertujuan untuk memastikan  unit dan peralatan siap untuk penggunaan tempur senjata nuklir non-strategis untuk merespons dan memastikan integritas teritorial dan kedaulatan negara Rusia tanpa syarat sebagai tanggapan atas pernyataan provokatif dan ancaman pejabat Barat terhadap Federasi Rusia," kata Kementerian tersebut, dikutip dari Reuters.

Latihan ini melibatkan pasukan rudal di Distrik Militer Selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina dan juga termasuk bagian dari Ukraina yang kini dikuasai Rusia.

Belarus, tempat Rusia mengatakan pada tahun lalu bahwa mereka mengerahkan senjata nuklir taktis, juga akan dilibatkan, kata kedua negara.

Senjata nuklir taktis atau non-strategis memang tidak sekuat senjata nuklir strategis yang dirancang untuk memusnahkan seluruh kota musuh. Meski begitu, senjata ini tetap memiliki potensi merusak yang besar.

Beberapa analis Barat yakin senjata nuklir non-strategis telah menjadi semakin penting dalam pemikiran Moskwa sejak dimulainya perang di Ukraina, di mana pasukan konvensionalnya mengalami kesulitan dalam dua tahun pertama.

Baca juga: Belarus Jelaskan Alasan Penempatan Senjata Nuklir Taktis Rusia di Wilayahnya

Secara teori, penggunaan senjata semacam itu dapat memberikan kejutan yang mengejutkan bagi Barat tanpa harus memicu perang nuklir besar-besaran, meskipun risiko memicu siklus eskalasi akan sangat besar.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia kemungkinan memiliki sekitar 1.558 hulu ledak nuklir non-strategis. Persenjataan itu dikendalikan oleh Direktorat Utama ke-12 Kementerian Pertahanan Rusia, yang dikenal sebagai GUMO ke-12.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya sedang berlatih untuk mendapatkan "amunisi khusus" -yang berarti hulu ledak nuklir- untuk rudal Iskander, melengkapi kendaraan peluncur dengan amunisi itu dan secara diam-diam maju ke posisi yang telah ditentukan untuk persiapan peluncuran rudal.

Kementerian itu menyampaikan, unit penerbangan juga berlatih memasang hulu ledak khusus ke rudal hipersonik Kinzhal, dan terbang ke area patroli yang telah ditentukan.

Video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan rudal-rudal yang diangkut dalam konvoi kendaraan militer dan ditempatkan pada posisi yang siap untuk ditembakkan.

"Latihan ini, jelas, merupakan sebuah sinyal untuk menanggapi diskusi tentang pasukan negara-negara NATO di Ukraina. Fitur yang paling penting adalah pengumuman sebelumnya dan visibilitas," kata Nikolai Sokov, mantan pejabat kontrol senjata Soviet dan Rusia, kepada Reuters.

Baca juga: Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, Rusia Mulai Tempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus

Halaman:

Terkini Lainnya

Biden dan Trump Sepakati Aturan Debat Pertama Pilpres AS 2024, Termasuk Tak Boleh Bawa Catatan

Biden dan Trump Sepakati Aturan Debat Pertama Pilpres AS 2024, Termasuk Tak Boleh Bawa Catatan

Global
1,5 Juta Jemaah Haji Serbu Padang Arafah untuk Wukuf di Tengah Cuaca Ekstrem

1,5 Juta Jemaah Haji Serbu Padang Arafah untuk Wukuf di Tengah Cuaca Ekstrem

Global
Jet Tempur Swedia Cegat Pesawat Militer Rusia yang Langgar Wilayah Udara

Jet Tempur Swedia Cegat Pesawat Militer Rusia yang Langgar Wilayah Udara

Global
Kamal Ismail, Arsitek yang Tolak Dibayar Usai Perluas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Kamal Ismail, Arsitek yang Tolak Dibayar Usai Perluas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Global
Penampilan Publik Perdana Kate Middleton sejak Didiagnosis Kanker

Penampilan Publik Perdana Kate Middleton sejak Didiagnosis Kanker

Global
Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Internasional
Tzav 9, Kelompok Warga Israel yang Rutin Blokir, Jarah, dan Bakar Bantuan untuk Gaza

Tzav 9, Kelompok Warga Israel yang Rutin Blokir, Jarah, dan Bakar Bantuan untuk Gaza

Global
Ukraina Serang Perbatasan, 5 Warga Rusia Tewas

Ukraina Serang Perbatasan, 5 Warga Rusia Tewas

Global
Korut Bangun Jalan dan Tembok di Zona Demiliterisasi

Korut Bangun Jalan dan Tembok di Zona Demiliterisasi

Global
Di Gaza Utara Bawang Sekilo Rp 1,1 Juta, Warga Pilih Makan Roti

Di Gaza Utara Bawang Sekilo Rp 1,1 Juta, Warga Pilih Makan Roti

Global
WHO: Pasien Flu Burung di Meksiko Meninggal karena Kondisi Lain

WHO: Pasien Flu Burung di Meksiko Meninggal karena Kondisi Lain

Global
Tak Terima Diremehkan, Wanita Ini Resign Lalu Kuliah Lagi, Kini Kembali Bekerja dengan Gaji 2 Kali Lipat

Tak Terima Diremehkan, Wanita Ini Resign Lalu Kuliah Lagi, Kini Kembali Bekerja dengan Gaji 2 Kali Lipat

Global
Rangkuman Hari Ke-842 Serangan Rusia ke Ukraina: Kiriman Paket Bantuan Militer Jerman | Ultimatum Putin Dibalas Zelensky

Rangkuman Hari Ke-842 Serangan Rusia ke Ukraina: Kiriman Paket Bantuan Militer Jerman | Ultimatum Putin Dibalas Zelensky

Global
1,5 Juta Lebih Jemaah Menuju Arafah untuk Prosesi Wukuf

1,5 Juta Lebih Jemaah Menuju Arafah untuk Prosesi Wukuf

Global
Militer AS Hancurkan Radar dan Drone Kapal Houthi

Militer AS Hancurkan Radar dan Drone Kapal Houthi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com