Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2023, 17:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MINKS, KOMPAS.com - Belarus menjelaskan alasan penempatan senjata nuklir taktis dari Rusia di wilayahnya.

Sekretaris Negara Dewan Keamanan Belarus, Alexander Volfovich, pada Minggu (28/5/2023) mengatakan, negara-negara Barat tidak memberi Belarus pilihan selain mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia.

Dia pun memperingatkan Barat sebaiknya berhati-hati untuk tidak “melewati batas” pada isu-isu strategis penting.

Baca juga: Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, Rusia Mulai Tempatkan Senjata Nuklir Taktis di Belarus

Volfovich menyampaikan, penarikan senjata setelah kejatuhan Uni Soviet pada 1991 merupakan hal yang masuk akal.

Sebab, saat itu Amerika Serikat (AS) memberikan jaminan keamanan dan tidak menjatuhkan sanksi.

“Kini, semuanya sudah runtuh. Semua janji yang dibuat sudah hilang selamanya,” kata Volfovich dalam sebuah wawancara dengan televisi Pemerintah Belarus, sebagaimana diberitakan Kantor berita Belta.

Belarus adalah sekutu Rusia yang paling setia di antara negara-negara bekas Soviet.

Negara yang dipimpin oleh Presiden Alexander Lukashenko sejak 1994 itu telah mengizinkan wilayahnya digunakan untuk melancarkan invasi Rusia ke Ukraina mulai Februari 2022.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-456 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Tarik Pasukan, Belarus Terima Nuklir Taktis

Pekan lalu, Rusia memutuskan untuk mengerahkan senjata nuklir taktisnya di wilayah Belarus demi memperoleh keuntungan tertentu di medan perang.

Rusia mengatakan bahwa operasi militernya khusus di Ukraina ditujukan untuk melawan apa yang disebutnya sebagai dorongan “kolektif Barat” untuk mengobarkan perang proksi dan mengalahkan Moskwa.

“Pengerahan senjata nuklir di wilayah Belarus merupakan salah satu langkah pencegahan strategis. Jika para politisi Barat paham, mereka tentu tidak akan melewati batas,” kata Volfovich, dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan, setiap upaya untuk menggunakan senjata apa pun, bahkan senjata nuklir taktis akan menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.

Pekan lalu, Lukashenko mengatakan bahwa senjata-senjata itu sudah dipindahkan, meski belum jelas kapan akan ditempatkan.

Amerika Serikat telah mengecam kemungkinan pengerahan senjata nuklir di Belarus, namun mengatakan bahwa bahwa pendiriannya tentang penggunaan senjata semacam itu belum berubah.

Sanksi-sanksi Barat telah dijatuhkan kepada Belarus jauh sebelum invasi, terkait penindasan yang dilakukan Lukashenko terhadap hak asasi manusia, khususnya penindasan terhadap unjuk rasa massal menentang apa yang disebut pihak oposisi sebagai pemilihan ulangnya yang curang pada 2020.

Setelah merdeka dari pemerintahan Soviet, Belarus, Ukraina, dan Kazakhstan setuju senjata mereka diambil dan dikembalikan ke Rusia sebagai bagian dari upaya dunia untuk menahan upaya proliferasi.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-446 Serangan Rusia ke Ukraina: Belarus Siaga Tinggi, Kremlin Peringatkan Inggris

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com