Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swiss Gelar Referendum Usai Muncul Varian Omicron, Rakyat Setuju Pemakaian "Covid Pass"

Kompas.com - 29/11/2021, 12:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERN, KOMPAS.com - Rakyat Swiss pada Minggu (28/11/2021) dengan kuat mendukung undang-undang pembuatan "Covid Pass" atau sejenis sertifikat Covid-19, dalam sebuah referendum.

Tak lama setelah pemungutan suara ditutup pada siang hari (pukul 11.00 GMT), peneliti pasar GFS Bern yang menggelar polling memproyeksikan, 63 persen pemilih mendukung dengan suara "ya".

Undang-undang ini memberikan dasar hukum untuk Covid Pass, sertifikat yang menunjukkan seseorang telah divaksinasi atau sudah pulih dari penyakit tersebut, sejenis PeduliLindungi di Indonesia.

Baca juga: Uniknya Hotel Arbez, Lokasinya Separuh di Perancis Separuh di Swiss

Sebaliknya para penentang mengatakan, Covid Pass yang telah diterapkan sejak September untuk masuk restoran dan kegiatan dalam ruangan lainnya, menciptakan sistem "apartheid".

Seperti di sebagian besar Eropa, Swiss dilanda pro dan kontra yang meningkat atas pembatasan yang bertujuan mengekang penyebaran Covid-19, dan tekanan agar orang-orang divaksinasi.

Namun di Swiss yang referendumnya berlangsung setiap beberapa bulan secara sopan dan debatnya terukur, ketegangan di TPS adalah sesuatu yang mengejutkan.

Kantor berita AFP melaporkan, polisi sampai meningkatkan keamanan di sekitar beberapa politisi yang menghadapi banjir hinaan bahkan ancaman pembunuhan.

Untuk mengantisipasi protes atas hasil referendum, polisi telah memagari kursi pemerintah dan parlemen di Bern.

Pengamat memperingatkan, pemungutan suara itu dapat memperburuk ketegangan, dan memicu reaksi keras dari pihak yang kalah.

Referendum Swiss diwarnai protes berulang kali, yang sering dipimpin oleh Freiheitstrychler, atau "suara kebebasan", yaitu pria mengenakan kemeja putih bersulam bunga edelweiss dengan dua lonceng sapi besar yang digantung di kuk yang diletakkan di bahu mereka.

Beberapa demonstrasi menyebabkan bentrokan keras dengan polisi, yang menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk mengendalikan massa.

Referendum dilakukan ketika muncul Covid-19 varian Omicron yang mengkhawatirkan.

Varian Omicron pertama kali terdeteksi di selatan Afrika dan diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Ternyata, Memancing di Swiss Butuh SIM, Bagaimana Caranya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com