Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembakan Rudal Anti-satelit Rusia Tandai Babak Baru Perlombaan Senjata Luar Angkasa

Kompas.com - 18/11/2021, 11:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perlombaan senjata luar angkasa yang tengah berlangsung saat ini menemui babak baru yang diwaspadai.

Pada 2020, seorang jenderal AS membuat pernyataan khawatir bahwa ada dua satelit Rusia di orbit sedang mengintai satelit mata-mata AS yang tinggi di atas bumi.

Tidak jelas apakah satelit Cosmos dapat menyerang USA-245, pesawat ruang angkasa pengintai Amerika.

"Ini berpotensi menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa," kata Jenderal Jay Raymond, kepala Komando Luar Angkasa Pentagon, seperti yang dilansir AFP pada Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Akui Hancurkan Satelit, Rusia Bantah Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Insiden itu berlalu, tetapi itu menandai babak baru dalam perlombaan senjata di luar angkasa yang meningkat, di mana satelit yang berpotensi bersenjata bom, pesawat ruang angkasa penembak laser, dan teknologi lainnya telah beralih dari fiksi ilmiah ke kenyataan.

Babak baru perlombaan senjata luar angkasa dianggap menjadi jelas pada Senin (15/11/2021) ketika Rusia meluncurkan rudal dari Bumi untuk meledakkan salah satu satelitnya dalam unjuk kekuatan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebut tindakan itu "sembrono."

"Ini menunjukkan bahwa Rusia sekarang mengembangkan sistem senjata baru yang dapat menembak jatuh satelit," katanya pada pertemuan Selasa (16/11/2021) dengan menteri pertahanan Uni Eropa.

Baca juga: Uji Coba Rudal Anti-satelit Rusia Tuai Kecaman, Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Militerisasi luar angkasa

Militerisasi luar angkasa sama tuanya dengan perlombaan antariksa itu sendiri, segera setelah Sputnik diluncurkan ke orbit pada 1957, Washington dan Moskwa mulai mencari cara untuk mempersenjatai dan menghancurkan satelit.

Pada awalnya, kekhawatiran terbesar dari militersasi luar angkasa adalah senjata nuklir di luar angkasa.

Pada 1967, negara adidaya dan negara-negara lain menandatangani Perjanjian Luar Angkasa, yang melarang penggunaan senjata pemusnah massal di orbit.

Sejak itu, Rusia, Amerika Serikat, China, dan bahkan India telah mencari cara untuk berlomba di luar angkasa di luar perjanjian.

Perlombaan senjata luar angkasa hari ini berfokus pada penghancuran satelit saingan, yang semakin penting bagi setiap militer canggih untuk komunikasi, pengawasan, dan navigasi.

Pada 1970, Moskwa berhasil menguji satelit yang sarat dengan bahan peledak yang dapat menghancurkan satelit lain di orbit.

AS menjawab kembali pada 1983, ketika presiden saat itu Ronald Reagan mengumumkan Inisiatif Pertahanan Strategisnya yang ambisius untuk membuat AS unggul secara militer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com