Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saif Al-Islam Gaddafi, Putra Muammar Gaddafi, Jadi Calon Presiden Libya

Kompas.com - 15/11/2021, 06:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

TRIPOLI, KOMPAS.com - Putra mendiang pemimpin Muammar Gaddafi mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dalam pemilu pada Desember mendatang.

Melansir BBC pada Senin (15/11/2021), Saif Al-Islam Gaddafi pernah menjadi ahli waris ayahnya, tetapi dukungannya untuk tindakan brutal terhadap pengunjuk rasa 10 tahun lalu menodai citranya.

Sejak pemberontakan 2011 itu, Libya dilanda konflik.

Baca juga: Muammar Gaddafi: Diktator Libya dan Kejatuhannya

Kelompok hak asasi Libya telah khawatir bahwa pemungutan suara, yang dijadwalkan pada 24 Desember, tidak akan bebas dan adil.

Kekuatan dunia dan sekretaris jenderal PBB telah memperingatkan bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi atau memalsukan hasil pemilu presiden Libya akan menghadapi sanksi.

Foto dan video beredar online menunjukkan Saif Al-Islam Gaddafi duduk di depan poster pemilu presiden Libya mendatang, menandatangani surat-surat pemilihan.

Berjenggot dan mengenakan pakaian tradisional Libya, putra Gaddafi berbicara ke kamera dan mengutip sebuah ayat dari Al Quran yang diterjemahkan menjadi "sebenarnya hakim antara kami dan orang-orang kami".

Baca juga: Libya Bebaskan Putra Mendiang Diktator Muammar Gaddafi dari Penjara

"Tuhan selalu menang dalam tujuannya," katanya.

Ia juga mengutip bab lain dari kitab suci umat Islam, dan menambahkan dari bagian lain "bahkan jika orang-orang kafir membencinya".

Kandidat presiden Libya tersebut disebut menunjukkan sikap yang sangat berbeda dari yang dia tampilkan sebelum pemberontakan yang menjatuhkan ayahnya pada 2011.

Sebagai buntut dari akhir brutal Muammar Gaddafi, Saif Al-Islam Gaddafi sendiri ditangkap oleh milisi.

Saif Al-Islam Gaddafi ditahan selama 6 tahun, menerima hukuman mati yang kemudian dibatalkan.

Saif Al-Islam Gaddafi masih dicari atas tuduhan kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional, tetapi secara bertahap muncul kembali ke panggung publik, termasuk melalui wawancara dengan New York Times dari vilanya di Zintan awal tahun ini.

Baca juga: Sempat Diyakini Tewas, Putra Gaddafi Keluar dari Persembunyian dan Niat Berlaga di Politik Libya


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com