Kelompok Sadr sendiri adalah saingan dari kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran yang.
Tidak seperti kelompok Syiah yang didukung Iran, kelompok Sadr mengajarkan nasionalisme Irak dan menentang semua campur tangan asing, termasuk AS dan Iran.
Malik mengatakan, serangan drone terhadap Khadimi itu menunjukkan bahwa milisi yang didukung Iran memposisikan diri mereka sebagai saingan Sadr.
Baca juga: Irak Klaim Tangkap Sami Jasim Al-Jaburi, Kepala Keuangan ISIS
“Saya tidak berpikir Iran menginginkan perang saudara antar-Syiah. Itu akan melemahkan posisi Iran di Irak dan memungkinkan kelompok lain tumbuh lebih kuat,” ujar Malik.
Banyak milisi yang bersekutu dengan Iran prihatin terhadap kebangkitan politik Sadr.
Mereka khawatir Sadr akan mencapai kesepakatan dengan Kadhimi dan kelompok Syiah moderat, dan bahkan minoritas Sunni dan Kurdi.
Hal tersebut berpotensi membekukan kelompok-kelompok milisi Syiah yang lebih konservatif dari kekuasaan.
Beberapa kelompok yang didukung Iran bahkan menganggap Kadhimi sebagai orangnya Sadr dan ramah terhadap musuh bebuyutan Teheran, AS.
Baca juga: Irak Tangkap Salah Satu Pemimpin Tertinggi ISIS
Seorang pejabat keamanan Irak mengatakan, drone yang digunakan untuk menyerang Khadimi berjenis quadcopter.
Masing-masing drone itu membawa satu proyektil berisi bahan peledak tinggi yang mampu merusak bangunan dan kendaraan lapis baja.
Pejabat itu menambahkan, itu adalah jenis drone dan bahan peledak buatan Iran yang sama yang digunakan dalam serangan tahun ini terhadap pasukan AS di Irak.
Washington menuding serangan terhadap pasukannya di Irak dilakukan oleh kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran, termasuk Kataib Hezbollah.
Baca juga: 22 September 1980: Pecahnya Perang Irak-Iran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.