Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru India Dipecat dan Dipenjara akibat Rayakan Kemenangan Pakistan di Piala Dunia Kriket

Kompas.com - 06/11/2021, 22:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

UDAIPUR, KOMPAS.com - Seperti jutaan orang di penjuru dunia, Nafeesa Attari terpaku menatap layar televisi saat India menghadapi Pakistan dalam pertandingan pembuka Piala Dunia Kriket T20 Oktober lalu.

Guru di kota Udaipur India bagian utara itu turut menyaksikan kemenangan Pakistan atas India dengan poin 10 wicket, yang dianggap skor telak.

Beberapa hari kemudian, dia mendekam di sel polisi. Kejahatannya: mengunggah kegembiraannya atas kemenangan Pakistan lewat WhatsApp.

Baca juga: Warga India Murka, Jutawan Kriket Tetap Berlaga di Kota Hotspot Covid-19

Dia termasuk beberapa orang Muslim di India yang ditahan atau dipenjara karena mendukung tim kriket Pakistan, sehingga ini mengundang kekhawatiran terkini atas kebebasan berekspresi dan berpendapat di India.

Kalangan pengamat berpendapat bahwa penahanan itu merupakan senjata terkini pemerintah India yang dikuasai kubu nasionalis Partai Bharatiya Janata (BJP) untuk menargetkan kaum minoritas Muslim - tuduhan yang telah dibantah keras oleh pemerintah.

"Jeeeet gayeeee… Kita menang," tulis Attari yang juga menyertakan foto tim kriket Pakistan dalam statusnya di WhatsApp.

Attari lantas dipecat dari pekerjaan dan kini ditahan berdasarkan Undang-undang Pidana India dalam pasal yang mengkriminalisasi "pernyataan yang merugikan persatuan nasional".

Dalam wawancara dengan stasiun televisi lokal, dia tampak sangat tertekan saat dia meminta maaf karena telah melakukan pelanggaran.

Nafeesa Attari ditahan setelah merayakan kemenangan Pakistan atas India di pertandingan kriket.BBC INDONESIA Nafeesa Attari ditahan setelah merayakan kemenangan Pakistan atas India di pertandingan kriket.
"Seseorang mengirim pesan (balasan ke status) saya, menanyakan apakah saya mendukung Pakistan. Karena pesan itu memiliki emoji dan ada suasana yang menyenangkan, saya berkata ya," kata Attari.

"Ini bukan berarti saya membela Pakistan. Saya warga India, saya cinta India."

Walau diperbolehkan pulang ke rumah dengan jaminan, bukan berarti ibu satu anak itu sudah lepas dari jerat hukum.

"Apa yang telah dilakukan polisi sama sekali salah. Bila seseorang membuat kesalahan atau bila tidak setuju dengan orang lain bukan berarti dia berbuat kriminal atau tidak nasionalis," kata pengacaranya, Rajesh Singhvi. "Ini bertentangan dengan konstitusi dan perundang-undangan kita."

Baca juga: Guru Matematika Mengajar di Pornhub, Videonya Laku Keras Raup Rp 3,8 Miliar Setahun

Attari dilaporkan ke polisi oleh Rajendra Parmar, anggota kelompok nasionalis Hindu garis keras Bajrang Dal.

"Orang-orang ini harusnya pergi ke Pakistan. Kalian tinggal di India, cari nafkah di sini tapi merayakan kemenangan tim lawan," katanya kepada BBC.

Parmar tidak menyesal mengadukan Attari. "Ini harus jadi pelajaran baginya. Dia itu guru di sekolah. Pendidikan macam apa yang akan dia berikan kepada anak-anak?"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com