Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IE-CEPA Aktif Berlaku, Kesempatan Kerja Sama Bisnis Indonesia-Norwegia Dibuka Lebar

Kompas.com - 02/11/2021, 05:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

OSLO, KOMPAS.com - Perjanjian ekonomi komprehensif yang disebut sebagai Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) mulai berlaku atau enter into force pada Senin (1/11/2021).

Langkah itu merupakan hari yang bersejarah bagi hubungan ekonomi antara Indonesia dengan sejumlah negara anggota EFTA (European Free Trade Association), yang terdiri dari Islandia, Liechtenstein, Swiss serta Norwegia.

Baca juga: Referendum IE-CEPA Lolos di Swiss, Diharap Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi

“Diharapkan penerapan CEPA dapat mengatasi berbagai permasalahan lain selain tariff yang dihadapi oleh para pelaku usaha,” ujar Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia Todung Mulya Lubis dalam sambutannya pada acara "Hybrid Business Gathering" di Oslo pada Senin (1/11/2021) yang diselenggarakan online maupun offline.

Pertemuan ini diselenggarakan menyambut entry into force CEPA ini, Kedutaan Besar RI Oslo, Norwegia. Dengan fokus membahas potensi dan peluang yang dibuka oleh perjanjian ini bagi hubungan dagang dan investasi Indonesia dan Norwegia.

Menurut Lubis, para pelaku usaha Norwegia memiliki harapan yang tinggi atas perjanjian ini, dan telah menyampaikan sejumlah permasalah yang selama ini dihadapi dalam berbisnis antara Indonesia dan Norwegia.

Dia berharap CEPA dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Norwegia pulih lebih kuat bersama-sama, dengan meningkatkan perdagangan, investasi dan kerjasama lainnya. Sebab penyusutan ekonomi terjadi baik di Indonesia dan Norwegia pada 2020, setelah 1,5 tahun pandemi Covid-19.

“Sekarang adalah kesempatan bagi kelompok bisnis untuk memaksimalkan secara penuh (CEPA). Saya mendorong pebisnis baik di Indonesia dan Norwegia untuk memanfaatkan CEPA.”

Baca juga: Ekspor Indonesia Meningkat ke Amerika Serikat, Imbas Perang Dagang dengan China

Turut hadir dalam acara ini, Director General for Trade Policy Norwegia Erling Rimestad, yang membuka acara Hybrid Business Gathering dihadapan sejumlah pelaku usaha dari berbagai latar belakang, seperti industri makanan dan minuman, tekstil, furniture dan handicraft, perikanan serta energi terbarukan yang berkumpul di Oslo.

Rimestad mengatakan perjanjian ini akan memperkuat hubungan ekonomi dan memajukan perdagangan dan investasi antara Norwegia dan Indonesia.

Terlebih CEPA, kata dia, sangat komprehensifnya dengan melingkupi area seperti perdagangan barang dan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, persaingan, pengadaan pemerintah, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerjasama, dan peningkatan kapasitas, serta penyelesaian sengketa.

Menurutnya, Indonesia adalah pasar yang penting bagi perusahaan Norwegia. Perdagangan barang meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir, begitu juga perdagangan jasa.

Banyak perusahaan Norwegia memiliki bisnis dalam berbagai sektor di Indonesia, contohnya kemaritiman, energi, pupuk.

Dengan berlakunya CEPA, Rimestad berharap kerjasama bisnis antara dua negara bisa meningkat. “Kedutaan Norwegia di Jakarta siap membantu perusahaan Norwegia dan Indonesia terkait persoalan bisnis,” ujarnya.

Baca juga: Pejabat Perdagangan AS dan China Pertama Kali Bertemu Setelah Era Perang Dagang

Acara Hybrid Business Gathering juga menghadirkan sejumlah narasumber baik dari Indonesia maupun Norwegia: (1) Ni Made Ayu Marthini, Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan; (2) Ricky Kusmayadi, Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi; (3) Mr. Ove Christian Owe, Specialist Director pada Kementerian Perdagangan Norwegia yang juga merupakan Chief Negotiator Norwegia.

Perundingan CEPA melalui jalan yang panjang setelah negosiasi yang memakan lebih dari 8 (delapan) tahun. Perjanjian ekonomi ini akhirnya ditandatangani pada akhir 2018 dan diratifikasi oleh semua negara pihak tahun ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com