Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP26: Dunia Perlu Bertindak Sekarang Cegah Perubahan Iklim

Kompas.com - 01/11/2021, 08:41 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

GLASGOW, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mendesak komunitas internasional bertindak saat ini juga untuk mencegah perubahan iklim dalam KTT COP26.

Inggris menjadi tuan rumah KTT COP26 yang digelar di Glasgow mulai Minggu (31/10/2021) hingga 12 November sebagaimana dilansir Reuters.

Sebagi tuan rumah, Johnson berharap komunitas internasional tetap menjaga target kenaikan suhu bumi supaya tidak naik 1,5 derajat Celsius.

Baca juga: Jelang COP26, Inggris Desak China Berbuat Lebih Banyak Tangkal Perubahan Iklim

Tapi, kemungkinan itu bukan tugas yang mudah setelah Johnson juga menhadiri pertemuan para pemimpin negara anggota G20 selama akhir pekan di Roma, Italia.

G20 sepakat perlunya tindakan bermakna dan efektif untuk membatasi pemanasan global tetapi hanya menawarkan sedikit komitmen konkret.

“Umat manusia telah lama kehabisan waktu untuk mengatasi perubahan iklim. Ini satu menit menjelang tengah malam dan kita harus bertindak sekarang,” kata Johnson yang nantinya akan disampaikan dalam upacara pembukaan, menurut kutipan pidatonya yang dirilis dari kantornya.

“Jika kita tidak serius tentang perubahan iklim hari ini, akan terlambat bagi anak-anak kita untuk melakukannya besok,” tutur Johnson.

Baca juga: Jelang KTT G20 dan COP26, Biden Bertemu Paus Fransiskus di Roma

Johnson akan berkomitmen untuk meningkatkan bantuan keuangan kepada negara-negara berkembang sebesar 1 miliar poundsterling (Rp 19,4 triliun) pada 2025 guna mengatasi perubahan iklim.

Inggris sendiri telah menggandakan komitmen Keuangan Iklim Internasional menjadi 11,6 miliar poundsterling (Rp 225,3 triliun) selama lima tahun.

Komitmen tersebut akan ditingkatkan menjadi 12,6 miliar poundsterling (Rp 244,7 triliun) pada 2025, jika ekonomi negara itu tumbuh sesuai perkiraan.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia ingin agar negaranya menyediakan 11,4 miliar dollar AS (Rp 161,9 triliun) per tahun.

Baca juga: Surat Terbuka Masyarakat Sipil Peduli Iklim untuk Presiden Jokowi Jelang COP26

Dalam KTT G20 di Roma, Johnson meningkatkan upaya untuk membuat beberapa negara setuju berbuat lebih banyak sebelum COP26.

Dia meminta Perdana Menteri Italia Mario Draghi untuk melangkah lebih jauh pada komitmen keuangan iklim negaranya.

Dia juga meminta Australia dan China berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara.

"Kita harus beralih dari pembicaraan, debat, dan diskusi ke aksi nyata dan terpadu pada batu bara, mobil, uang tunai, dan pohon,” tutur Johnson.

“Kita perlu aksi nyata untuk perubahan iklim dan dunia perlu tahu kapan itu akan terjadi,” imbuhb Johnson.

Baca juga: 5 Pesan Komunitas Peduli Iklim untuk Jokowi Sebelum Hadiri COP26

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com