Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran dan Ketakutannya akan Kekacauan di Afganistan

Kompas.com - 27/10/2021, 22:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

Sirajuddin Haqqani, salah seorang putra Jalaluddin Haqqani, yang mendirikan jaringan tersebut pada 1980-an, pada masa perlawanan terhadap pendudukan Uni Soviet, misalnya, telah menjadi menteri dalam negeri baru Afganistan.

Haqqani diyakini sebagai dalang dari berbagai pembonan bunuh diri selama 15 tahun terakhir, dan berada dalam daftar buronan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).

Minggu lalu Sirajuddin Haqqani menawarkan bantuan ekonomi, antara lain lahan pertanian, kepada keluarga pelaku bom bunuh diri dari jajaran Taliban. Tanah pertanian itu, tampaknya, akan dirampas dari warga minoritas Syiah.

Human Rights Watch melaporkan, anggota Taliban mengusir anggota etnis dan agama minoritas Hazara dari desa-desa mereka di utara Afganistan yang subur, untuk merampas properti mereka.

Kebanyakan anggota etnis Hazara menganut ajaran Syiah dan mereka secara sistematis ditindas Taliban yang menganut ajaran Sunni.

Baca juga: Mantan Gubernur dan Beberapa Kroninya di Bank Sentral Iran Dihukum Penjara

Pengaruh terbatas Teheran

Politik pengambilalihan paksa ini semakin memperburuk perbedaan pendapat di Teheran, terkait bagaimana Iran harus menghadapi kelompok militan Taliban.

Mahmoud Ahmmadi, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri di parlemen Iran pada Minggu (24/10/2021) lewat akun Twitternya menulis, "di mana mereka yang ingin (membersihkan nama) Taliban, dam mengeklaim bahwa Taliban telah berubah?"

Komentar Ahmmadi ini ditujukan kepada kelompok politik di Teheran, yang meyakini Taliban menjadi lebih moderat dan bukan lagi gerakan radikal seperti beberapa dekade lalu.

"Iran terutama khawatir akan kemungkinan timbulnya perang saudara di Afganistan,” kata pakar Iran Fatemeh Aman.

Menurutnya, perbatasan panjang dengan Afganistan sulit untuk diamankan karena kondisi geografisnya. Kekacauan di Afganistan dapat mendorong penyelundupan narkoba dan manusia, tapi juga senjata dan amunisi ke daerah-daerah yang merasa ditelantarkan.

Sebagai satu-satunya cara untuk mempengaruhi, Iran bersama negara-negara tetangga berupaya menggerakkan Taliban, agar membentuk pemerintahan inklusif dengan partisipasi kelompok minoritas dan perempuan Afghanistan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com