WASHINGTON DC, KOMPAS.com - CIA mengaku ada banyak informan Amerika Serikat (AS) yang dibunuh, ditangkap atau diserahkan, dalam sebuah memo rahasia kepada mata-mata mereka di seluruh dunia.
Informasi rahasia yang tidak biasa dikirim ke semua stasiun dan pangkalan CIA, mengatakan bahwa pusat misi kontra-intelijen menganalisis lusinan kasus pembunuhan selama beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Cerita Pengalaman Kerja Mata-mata Inggris, Apakah seperti James Bond?
CIA pun meminta mata-mata garis depan untuk meningkatkan keamanan operasional mereka di seluruh dunia, melansir New York Post pada Selasa (5/10/2021).
Menurut New York Times, memo itu memberikan jumlah pasti informan yang terbunuh, informasi rahasia yang biasanya tidak dibagikan dalam telegram semacam itu.
Mantan pejabat juga mengungkapkan bahwa China dan Iran memecahkan sistem komunikasi rahasia badan tersebut, atau 'covcom', dan mengeksekusi informan di jaringan tersebut sementara yang lain harus diekstraksi dan dipindahkan.
Memo itu menegur mata-mata AS karena melakukan “pertukaran” yang buruk, terlalu memercayai sumber, meremehkan badan intelijen asing, dan “menempatkan misi di atas keamanan” dengan bergerak terlalu cepat dan tidak cukup memperhatikan potensi risiko.
Baca juga: Dituduh Mata-mata, 9 Pria Ini Dieksekusi Mati di Yaman di Hadapan Publik
Rusia, China, Iran, dan Pakistan berhasil memburu informan dalam beberapa tahun terakhir, dan dalam beberapa kasus mengubah mereka menjadi agen ganda.
Di Iran dan China, beberapa pejabat intelijen percaya bahwa orang AS memberikan informasi kepada agen musuh yang dapat membantu mengungkap informan.
Agen kontra intelijen saingan menggunakan pemindaian biometrik, pengenalan wajah, AI (artificial intelligence), dan alat peretasan, untuk melacak petugas CIA dan menemukan sumber mereka.
Selama dua dekade terakhir, CIA telah disibukkan dengan ancaman teroris dan Afghanistan, Irak dan Suriah.
Tetapi pengumpulan intelijen kuno sekarang sekali lagi menjadi pusat misi CIA, seiring peningkatan ketegangan dengan China dan Rusia.
Baca juga: Intelijen Swasta Israel Laporkan Fasilitas Rudal Iran Hancur
Monica Elfriede Witt, seorang mantan sersan Angkatan Udara yang membelot ke Iran, didakwa atas tuduhan memberikan informasi kepada Teheran pada 2019.
Orang-orang Iran memanfaatkan pengetahuannya hanya setelah mereka memutuskan bahwa dia dapat dipercaya.
Pada 2019, mantan perwira CIA Jerry Chun Shing Lee dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena memberikan rahasia kepada pemerintah China. Beijing kemudian menggunakannya untuk menangkap dan mengeksekusi setidaknya 20 rekan agennya.
Para pejabat AS mencurigai China membagikan informasi yang diberikan Lee kepada mereka ke Rusia. Kremlin lalu menggunakannya untuk mengungkap, menangkap, dan membunuh mata-mata AS lainnya.