Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Diguncang Kudeta, PM Abdalla Hamdok Ditahan

Kompas.com - 25/10/2021, 13:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KHARTOUM, KOMPAS.com – Militer Sudan diduga melakukan kudeta setelah sebagian besar anggota kabinet dan sejumlah besar pemimpin partai pro-pemerintah ditangkap pada Senin (25/10/2021).

Penangkapan tersebut terjadi setelah terjadi ketegangan antara militer dan pemerintah sipil selama bebeberapa pekan sebelumnya.

Pasukan militer dan paramiliter dikerahkan di seluruh ibu kota Sudan, Khartoum, untuk membatasi pergerakan warga sipil.

Baca juga: Ribuan Massa Pro-militer di Sudan Kembali Serukan Kudeta Pemerintahan Sipil

Di sisi lain, warga sipil turun ke jalan dan berunjuk rasa sambil membawa bendera nasional dan membakar ban di berbagai wilayah kota sebagaimana dilaporkan Reuters.

Bandara Khartoum ditutup dan penerbangan internasional ditangguhkan menurut laporan saluran TV Al-Arabiya yang berbasis di Dubai.

Tidak ada komentar langsung dari militer.

Saluran Al Hadath milik Arab Saudi yang berbasis di Dubai melaporkan, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok telah ditempatkan di bawah tahanan rumah.

Baca juga: Pemimpin Militer Sudan Tuduh Politisi Sipil Pancing Kudeta

Al Hadath menambahkan, personel militer juga menahan empat menteri, satu anggota sipil dari Dewan Berdaulat, beberapa gubernur negara bagian, dan sejumlah pemimin partai.

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan militer menyerbu rumah penasihat media Hamdok dan menangkapnya.

Saksi mata Reuters melaporkan, jaringan internet di Khartoum tidak berfungsi.

Sudan berada di ujung tanduk sejak plot kudeta yang gagal bulan lalu membuat militer dan sipil bersitegang.

Baca juga: Upaya Kudeta Digagalkan, Jenderal Top Sudan Langsung Ditangkap

Militer dan sipil dimaksudkan untuk berbagi kekuasaan dalam pemerintahan transisi setelah penggulingan mantan pemimpin Omar al-Bashir pada 2019.

Transisi politik tersebut disepakati setelah penggulingan Bashir membuat Sudan bangkit dari keterasingannya dari komunitas internasional.

Asosiasi Profesional Sudan (SPA), koalisi aktivis utama dalam pemberontakan melawan Bashir, meminta massa turun ke jalan setelah sejumlah anggota kabinet ditangkap.

Melalui Facebook, SPA mendesak mendesak massa untuk turun ke jalan, memblokir semua jalan, melakukan pemogokan, tidak bekerja sama dengan pelaku kudeta, dan melakukan pembangkangan sipil.

Baca juga: Muncul 29 Jenazah Manusia di Sungai, Sudan Panggil Dubes Etiopia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com