Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Salah Urus Myanmar, Perekonomian Bergejolak

Kompas.com - 21/10/2021, 06:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Sejak kudeta militer, Myanmar tenggelam dalam gejolak ekonomi akibat salah urus dan ketidakstabilan politik.

Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS pada Rabu (20/10/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah Menteri Investasi Myanmar yang diperintah junta militer menyalahkan krisis di negaranya sebagian disebabkan oleh pendukung lawannya.

Baca juga: Junta Myanmar Akan Bebaskan Lebih dari 5.000 Orang yang Dipenjara akibat Demo Kudeta

Pejabat Kementerian Luar Negeri AS menuturkan, ada salah urus perekonomian yang parah di Myanmar.

“Semua yang kami lihat, dan kami diberitahu dari orang-orang kami, adalah bahwa ada semacam salah urus ekonomi yang parah,” kata pejabat tersebut.

“Kita harus mengaitkan situasi ekonomi yang mengerikan dengan kurangnya stabilitas politik dan semua ketidakpastian,” sambung pejabat tersebut.

Dia menambahkan, AS menargetkan sanksi terhadap militer Myanmar dan fokus untuk tidak mengambil langkah-langkah yang akan melukai perekonomian atau rakyatnya.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Ungkap Kekecewaan Setelah Pemimpinnya Didepak dari KTT ASEAN

Pernyataan itu datang beberapa hari setelah ASEAN memutuskan untuk tidak mengundang perwakilan politik dari Myanmar dalam pertemuan tinggi tahunan pada 26 hingga 28 Oktober.

Seorang juru bicara junta militer Myanmar menyalahkan adanya intervensi asing untuk keputusan ASEAN tersebut.

Di sisi lain, pejabat AS menyebut keputusan yang diambil ASEAN tersebut sudah tepat dan sesuai dengan konsensus ASEAN untuk meredam konflik di Myanmar.

Baca juga: Jenderal Min Aung Hlaing, Junta Militer Myanmar Dikeluarkan dari KTT ASEAN

Pejabat itu menambahkan, Washington akan bekerja sama dengan beberapa mitranya untuk mencoba dan memengaruhi junta untuk mengurangi kekerasan dan memulihkan demokrasi.

“Jelas, junta militer ingin menjadi bagian dari pertemuan tingkat tinggi. Mereka jelas peduli dengan aset mereka, dan memiliki akses ke sumber daya,” kata pejabat itu.

“Jadi sejauh kita dapat memotong jalur-jalur itu, atau prospek kita bergerak lebih jauh dalam memotong jalur-jalur itu mungkin bisa memengaruhi perilaku mereka,” imbuhnya.

Baca juga: Komunitas Internasional Desak Junta Militer Myanmar Izinkan Perwakilan Khusus Bertemu Aung San Suu Kyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com