LONDON, KOMPAS.com - Dua menteri Afghanistan terlihat sedang berkendara di sekitar London dengan Bentley saat negara mereka hampir jatuh ke tangan Taliban.
Foto itu menunjukkan Sadat Naderi dan Hamdullah Mohib mengemudi melewati sebuah pub di Marylebone, London tengah, pada akhir Juli.
Sementara Kabul jatuh ke tangan Taliban pada 15 Agustus, setelah serangan kilat yang mengejutkan dunia.
Baca juga: Taliban Izinkan Vaksinasi Polio di Afghanistan Setelah Bertahun-tahun Melarang
Naderi (44 tahun) saat itu Menteri Perdamaian Afghanistan bersama dengan Penasihat Keamanan Nasional Mohib. Mereka tertangkap kamera di London, saat militan sedang mengamuk di berbagai wilayah di tanah airnya.
Gambar itu dibagikan di media sosial oleh para kritikus yang marah. Beberapa tidak senang mengetahui waktu pertemuan di luar negeri itu terjadi.
Sebagai tanggapan, Naderi membenarkan bahwa gambar itu menunjukkan dia dan Mohib di dalam mobil dan diambil selama perjalanan ke London. Tetapi, dia membantah gambar itu diambil setelah negara itu jatuh.
“Gambar yang diterbitkan di London diambil ketika seorang mantan dewan pemerintah secara resmi datang ke London pada 23 Juli,” ujarnya melansir The Sun pada Selasa (19/10/2021).
“Gambar ini difoto pada akhir perjalanan itu oleh salah satu rekan kami, dan setelah itu saya tidak memiliki kontak dan pertemuan lain dengan Pak Mohib.”
Sementara mobil yang terlihat di gambar itu menurutnya adalah mobil pribadi saya, yang dia beli dari penghasilan pribadinya.
Baca juga: Diplomat Veteran Utusan AS untuk Negosiasi Damai dengan Taliban Mengundurkan Diri
Dia mengeklaim "keluarga saya tidak pernah memikirkan apa pun kecuali kepentingan bangsa, dan martabat dan kebanggaan Afghanistan di setiap bagian waktu".
Menurut laporan media lokal dan pernyataan dari mantan pemerintah, kedua menteri itu berada di London pada saat itu dan bertemu dengan mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pada 23 Juli.
Gambar lain dari Dewan Keamanan Nasional Afghanistan yang di-tweet pada hari itu menunjukkan Mohib bertemu dengan menteri pemerintah Lord Tariq Ahmad.
Sekitar waktu itu, pasukan Taliban bergerak cepat di seluruh Afghanistan dengan serangkaian ibukota provinsi jatuh ke tangan mereka satu persatu.
Ketika itu, diperkirakan pemberontak akan mencapai Kabul dalam 90 hari. Tetapi ketika pasukan pemerintah yang mengalami demoralisasi runtuh menghadapi serangan gencar, hanya dalam waktu dua minggu mereka berada di Istana Kepresidenan.
Kecepatan kemenangan mereka mengguncang dunia dan terjadi hanya beberapa minggu setelah pasukan dari AS, Inggris, dan negara-negara NATO lainnya meninggalkan Afghanistan.
Baca juga: Malala Kirim Surat ke Taliban, Desak Perempuan Boleh Sekolah Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.