Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Akan Umumkan Izin Sekolah Menengah bagi Anak Perempuan Afghanistan

Kompas.com - 17/10/2021, 07:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

KABUL, KOMPAS.com - Taliban dilaporkan akan mengumumkan "segera" izin untuk semua gadis Afghanistan bersekolah di sekolah menengah.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Direktur Eksekutif UNICEF Omar Abdi, pada Jumat (15/10/2021) di markas besar PBB melansir AP.

Baca juga: ISIS Klaim Dalangi Bom Bunuh Diri di Masjid Syiah Afghanistan

Abdi yang yang mengunjungi Kabul pekan lalu juga mengatakan bahwa lima dari 34 provinsi Afghanistan, Balkh, Jawzjan dan Samangan di barat laut, Kunduz di timur laut dan Urozgan di barat daya, sudah mengizinkan anak perempuan untuk bersekolah di sekolah menengah.

Menteri pendidikan Taliban, kata dia, mengatakan sedang mengerjakan "kerangka kerja" untuk memungkinkan semua anak perempuan melanjutkan sekolah mereka di atas kelas enam. Program itu sudah harus diterbitkan "antara satu dan dua bulan".

“Saat saya berbicara dengan Anda hari ini, jutaan anak perempuan usia sekolah menengah kehilangan pendidikan selama 27 hari berturut-turut,” kata Abdi kepada wartawan.

Dia mengaku telah mengimbau Taliban untuk tidak menunggu. Sebab setiap hari yang untuk menunggu, adalah hari yang hilang bagi gadis-gadis yang putus sekolah.

Baca juga: Delegasi Taliban Akan Hadir di Rusia, Bahas Masalah Afghanistan

Selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afghanistan dari 1996-2001, mereka menolak hak anak perempuan dan perempuan Afghanistan untuk pendidikan. Mereka juga dilarang bekerja dan kehidupan publik.

Sejak pengambilalihan Afghanistan pada 15 Agustus ketika pasukan AS dan NATO berada di tahap akhir penarikan mereka yang kacau dari negara itu setelah 20 tahun, tekanan internasional pada Taliban meningkat.

Kelompok itu dituntut untuk memastikan hak-hak perempuan atas pendidikan dan pekerjaan.

Abdi mengatakan bahwa dalam setiap pertemuan dia menekan Taliban “untuk membiarkan anak perempuan melanjutkan pembelajaran mereka”. Hal itu disebut “penting untuk anak perempuan itu sendiri dan untuk negara secara keseluruhan.”

Ketika Taliban digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh koalisi pimpinan AS karena menyembunyikan Osama bin Laden yang mendalangi serangan 9/11 di AS, hanya satu juta anak Afghanistan yang bersekolah di semua tingkatan.

Baca juga: Putin: 2.000 Anggota ISIS Berkumpul di Afghanistan Utara, Akan Menyamar Jadi Pengungsi

Menurut Abdi, selama 20 tahun terakhir, angka itu meningkat menjadi hampir 10 juta anak di semua tingkatan, termasuk 4 juta anak perempuan. Sementara dalam dekade terakhir jumlah sekolah di Afghanistan meningkat tiga kali lipat dari 6.000 menjadi 18.000.

“Pencapaian pendidikan dalam dua dekade terakhir harus diperkuat dan tidak mundur,” kata pejabat senior Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Tetapi wakil kepala Dana Anak-anak PBB mengatakan meskipun ada kemajuan ini, 4,2 juta anak-anak Afghanistan tidak bersekolah termasuk 2,6 juta anak perempuan.

Jika semua anak perempuan diperbolehkan bersekolah di sekolah menengah, sejumlah upaya masih harus dilakukan, untuk mengatasi penolakan dari kaum konservatif. Tujuannya agar mereka mengizinkan perempuan Afghanistan mengenyam pendidikan menengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com