Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Minta Inggris Bayar Ganti Rugi Perang Afghanistan Miliaran Poundsterling

Kompas.com - 10/10/2021, 16:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Taliban dilaporkan meminta Inggris membayar ganti rugi Perang Afghanistan yang jumlahnya miliaran poundsterling.

Laporan yang beredar di Kabul menyatakan permintaan itu harus dijawab secepatnya, dengan milisi yakin London bakal memenuhinya.

Penjabat Menteri Informasi dan Kebudayaan Noor Mohammad Mutawakel berujar, Inggris sudah siap untuk membayar kompensasinya.

Baca juga: Gambar Mengejutkan Tempat Rehabilitasi Narkoba Taliban: Pencandu Digundul dan Dicambuk

"Tentu kami sangat mengapresiasinya. Negara lain yang terlibat dalam perang tentu harus membayar ganti rugi," kata Mutawakel.

Sumber di London mengungkapkan, mereka belum mengetahui detil permintaan Taliban, yang pasti jumlahnya miliaran poundsterling.

"Terkait apakah kami akan membayarnya atau tidak, itu menjadi persoalan lain," ujar sumber itu dilansir Daily Mirror Sabtu (9/10/2021).

Tuntutan itu terjadi di tengah ekonomi Afghanistan yang kian melandai. GDP mereka disebut turun 10 persen tahun ini, dan diprediksi turun 5 persen pada 2022-2023.

Banyak negara asing yang membekukan aset negara itu, termasuk AS yang menahan dana sekitar 7 miliar dollar (Rp 99,5 triliun).

Tetapi tuntutan ganti rugi tersebut dinilai tak masuk akal. Apalagi Taliban juga banyak membunuh pasukan sekutu.

Baca juga: Delegasi AS Akan Bertemu Taliban Pertama Kali sejak Penarikan Pasukan, Ini yang Dibahas

Salah satunya disuarakan Kolonel Richard Kemp, mantan komandan pasukan Inggris di Afghanistan, yang merasa konyol dengan permintaan itu.

"Menggelikan kelompok teroris meminta ganti rugi dari negara yang membela Afghanistan dan pemerintahan sahnya," sindirnya.

Dia menyerukan kepada London untuk tidak membayar sepeser pun kepada milisi, yang dia sebut sebagai rezim haus darah.

"Kalau dituruti, mereka, yang sudah membunuh, menyiksa, dan melecehkan publik, akan meminta lebih banyak lagi," kata dia.

Disebutkan sejumlah diplomat menggelar pertemuan dengan milisi, untuk mencari jalur aman bagi yang berhubungan dengan pemerintah Inggris.

Baca juga: Anggota ISIS-K Pelaku Bom Bunuh Diri Bandara Kabul Ternyata Dibebaskan Taliban

Mereka khawatir milisi akan menangkap dan menjadikan mereka sebagai sandera untuk menyuarakan permintaan kompensasi mereka.

Kolonel Philip Ingram, mantan pejabat intelijen menuturkan London tengah berada dalam posisi yang begitu sulit.

"Saya kira tidak hanya kami, seluruh negara juga tak boleh membayar. Kami harus solid. Taliban sangatlah pintar," jelasnya.

Kolonel Inggris menjelaskan, dengan posisi yang butuh uang, milisi akan menjadikan negosiasi tersebut alat untuk menegaskan tuntutannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com