Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Ungkap Kekecewaan Setelah Pemimpinnya Didepak dari KTT ASEAN

Kompas.com - 18/10/2021, 09:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

Pada Agustus, Min Aung Hlaing mendeklarasikan dirinya sebagai Perdana Menteri dari pemerintahan sementara yang baru dibentuk.

Dalam pidatonya kepada negara pada 1 Agustus, ia mengulangi janji untuk mengadakan pemilihan pada 2023 dan mengatakan pemerintahannya siap bekerja dengan utusan regional masa depan di Myanmar.

Keputusan yang tepat

Tekanan internasional meningkat pada ASEAN untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Myanmar.

Blok ini telah dikritik di masa lalu karena ketidakefektifannya dalam menangani para pemimpin yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, menumbangkan demokrasi, dan mengintimidasi lawan politik.

Seorang pejabat Kementrian Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan pada Jumat (15/10/2021) bahwa sangat tepat dan pada kenyataannya sepenuhnya dibenarkan bagi ASEAN untuk menurunkan partisipasi Myanmar pada KTT mendatang.

Baca juga: Kondisi Myanmar Sekarang: Warga Miskin Tunggu Bantuan Makanan dan Ekonomi Terjun Bebas

Singapura dalam pernyataannya mendesak Myanmar untuk bekerja sama dengan utusan ASEAN, Menteri Luar Negeri kedua Brunei Erywan Yusof.

Erywan telah menunda kunjungan yang telah lama direncanakan ke negara itu dalam beberapa pekan terakhir dan telah meminta untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar, termasuk pemimpin terguling Suu Kyi.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan, minggu ini Erywan akan diterima di Myanmar, tetapi tidak akan diizinkan untuk bertemu Suu Kyi karena dia didakwa melakukan kejahatan.

Menteri luar negeri Malaysia mengatakan akan tergantung pada junta Myanmar untuk memutuskan perwakilan alternatif untuk KTT.

"Kami tidak pernah berpikir untuk mengeluarkan Myanmar dari ASEAN, kami percaya Myanmar memiliki hak yang sama (seperti kami)," kata Menteri luar negeri Saifuddin Abdullah kepada wartawan, menurut kantor berita negara Bernama.

"Tapi junta belum mau bekerja sama, jadi ASEAN harus kuat mempertahankan kredibilitas dan integritasnya," tambahnya.

Baca juga: Korban Tewas akibat Kudeta Militer Myanmar Capai 1.000 Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com