Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 5 Kota Teraman di Dunia Pasca-pandemi, Ada 2 Dekat Indonesia

Kompas.com - 12/10/2021, 11:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penduduk setempat juga merasa aman karena Toronto adalah kota yang multikultural. "Di Toronto, adalah normal jika Anda berasal dari luar Kanada. Saya mendapati bahwa kelompok etnis dan budaya yang berbeda-beda berinteraksi satu sama lain dan tidak hidup secara terpisah-pisah," kata Filipe Vernaza yang telah tinggal di Toronto sejak 1998.

"Sekelompok orang yang Anda temui di jalan kemungkinan besar terdiri dari orang-orang dengan berbagai etnis, orientasi seksual, dan agama. Toronto adalah kota yang sangat berpikiran terbuka tempat Anda bisa merasa aman menjadi diri sendiri. "

Baca juga: Hasil Pemilu Kanada: Kemenangan Semu PM Justin Trudeau yang Kembali Terpilih

Singapura

Menempati peringkat kedua dalam keamanan digital, keamanan kesehatan, dan keamanan infrastruktur, Singapura menggunakan semua kekuatan tersebut untuk bergerak cepat pada hari-hari awal pandemi, meluncurkan pemantauan digital dan pelacakan kontak.

Negara ini juga membanggakan salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia (saat ini mencapai 80 persen), tetapi masih memerlukan pemantauan ketat dan pelacakan kontak dalam menghadapi varian baru.

"Sebelum mereka dapat memasuki bangunan atau tempat umum, semua warga perlu memindai token TraceTogether atau aplikasi di telepon mereka untuk check-in SafeEntry," kata penduduk Singapura Sam Lee, yang mengelola sebuah blog perjalanan.

"Ini memungkinkan (pihak berwenang) untuk dengan cepat melacak individu yang mungkin telah berbaur atau berinteraksi dengan orang yang terinfeksi sehingga dapat segera mengeluarkan perintah karantina untuk menahan atau memutus rantai penularan virus."

Wisatawan juga perlu menginstal token TraceTogether atau menyewa telepon yang memiliki aplikasi itu sebelum masuk ke negara Singapura.

Bekerja dari rumah telah menjadi standar di sebagian besar tempat kerja untuk mengurangi interaksi, yang menurut Lee membuat transportasi umum menjadi kurang ramai. Akses masuk ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan dibatasi, dan petugas memantau kerumunan untuk memastikan masyarakat mematuhi protokol kesehatan; individu yang melanggar akan didenda.

Masyarakat juga dapat melacak sendiri kerumunan di mal, kantor pos, dan toko kelontong dengan aplikasi Space Out yang baru diluncurkan.

Baca juga: Dihantam Gelombang Ke-6 Covid-19, Singapura Target Capai New Normal dalam 3-6 Bulan

Sydney

Ilustrasi Sydney.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ilustrasi Sydney.
Kota terbesar di Australia menempati peringkat kelima dalam indeks secara keseluruhan, dan berada di 10 besar dalam aspek keamanan kesehatan.

Australia adalah salah satu negara pertama yang sepenuhnya menutup perbatasan selama pandemi dan masih menerapkan lockdown ketat dalam menghadapi peningkatan kasus - dengan hasil yang positif. Tingkat kematian Covid per kapita di Australia terus menjadi salah satu yang terendah di dunia.

Setelah vaksinasi mencapai 70 persen di New South Wales, banyak dari pembatasan tersebut diperkirakan akan dicabut dan perjalanan internasional akan kembali dibuka pada bulan November.

Selain perasaan terlindungi dari pandemi, warga sudah lama merasa aman di jalanan kota Sydney.

"Saya benar-benar tidak pernah merasa aman di suatu negara seperti ketika saya tinggal di Sydney," kata Chloe Scorgie, pendiri situs web perjalanan Australia Passport Down Under, yang pindah ke Sydney pada 2018.

"Saya berkeliling Sydney sendirian sebagai pelancong perempuan dan tidak pernah merasa berada dalam bahaya."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com